Rabu, 21 Mei 2025

APBN April 2025 Surplus Rp4,3 Triliun, Sri Mulyani: Ekonomi Menguat Meski Diterpa Guncangan

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Sri Mulyani Indrawati Menkeu menyerahkan dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 kepada Puan Maharani Ketua DPR dalam sidang paripurna, Selasa (20/5/2025). Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencatatkan surplus sebesar Rp4,3 triliun per April 2025 atau setara 0,02 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ini menjadi titik balik setelah tiga bulan berturut-turut mengalami defisit.

“Realisasi APBN 2025, setelah mengalami defisit Januari hingga Maret berturut-turut, pada bulan April mengalami turn around atau perubahan,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-18 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Kata Sri Mulyani, pendapatan negara hingga akhir April mencapai Rp810,5 triliun atau 27 persen dari target tahunan. Angka ini melonjak hampir Rp300 triliun dibandingkan realisasi bulan Maret.

Menurut Menkeu, penerimaan dari sektor perpajakan menjadi penopang utama dengan capaian Rp657 triliun (26,4 persen dari target). Rinciannya, penerimaan pajak mencapai Rp557,1 triliun (25,4 persen), sementara kepabeanan dan cukai sebesar Rp100 triliun (33,1 persen).

Sementara itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga mencatatkan pertumbuhan signifikan, yakni Rp153,3 triliun atau 29,8 persen dari target.

“Penerimaan terus menunjukkan penguatan, ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi mengalami penguatan meski menghadapi guncangan,” jelasnya.

Di sisi belanja, negara telah menggelontorkan Rp806,2 triliun hingga April atau 22,3 persen dari target. Naik sekitar Rp185,9 triliun dibandingkan posisi akhir Maret.

Sri Mulyani mengatakan, angka belanja tersebut menunjukkan peran APBN yang tetap optimal menopang program prioritas pemerintah, khususnya di masa transisi pemerintahan.

“APBN 2025 tetap mampu berfungsi optimal dalam menunjang pelaksanaan program prioritas pemerintah yang dirasakan rakyat,” tegasnya.

Belanja pemerintah pusat tercatat Rp546,8 triliun (20,2 persen), terdiri dari belanja kementerian/lembaga Rp253,6 triliun (21,9 persen), dan non-kementerian/lembaga Rp293,1 triliun (19 persen). Sedangkan belanja transfer ke daerah (TKD) mencapai Rp259,4 triliun atau 28,2 persen dari target.

Secara keseluruhan, keseimbangan primer mencatatkan surplus Rp173,9 triliun. Kas negara juga menunjukkan surplus Rp283,6 triliun dari sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA).

“APBN akan dijaga menjadi instrumen shock absorber, menjaga stabilitas ekonomi, melindungi masyarakat, menopang daya beli masyarakat, serta mendorong dunia usaha,” tutup Sri Mulyani.(faz/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

Surabaya
Rabu, 21 Mei 2025
26o
Kurs