
Pemerintah Provinsi Jawa Timur meluncurkan 1.193 beasiswa bagi santri melalui Program Beasiswa Santri Unggul 2025 yang bertujuan untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang inklusif, merata, dan berakar pada nilai-nilai karakter.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menjelaskan program beasiswa ini dijalankan melalui Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Provinsi Jatim.
“Santri bukan hanya penjaga nilai moral dan spiritual, tetapi juga aset intelektual bangsa. Ketika mereka diberi akses pendidikan tinggi, mereka akan tumbuh menjadi pemimpin masa depan yang visioner, berakhlak, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat,” kata Khofifah, Kamis (22/5/2025).
Untuk diketahui Program Beasiswa Santri Unggul sudah berjalan sejak 2019. Program ini telah menjangkau total 6.876 santri dari berbagai latar belakang dan daerah.
Memasuki tahun 2025 ini, beasiswa dialokasikan dalam lima skema dengan total anggaran mencapai Rp31.305.100.000.
Rinciannya, ada beasiswa jenjang S1 untuk 518 santri dengan anggaran senilai Rp6,3 miliar, beasiswa S2 untuk 225 santri dengan total Rp4,275 miliar, dan beasiswa S3 untuk 40 santri dengan alokasi dana Rp3 miliar.
Selain itu, masih ada beasiswa Ma’had Aly (M1) bagi 380 santri senilai Rp6 miliar, serta beasiswa untuk 30 santri yang melanjutkan studi S2 di Universitas Al-Azhar Kairo dengan total anggaran Rp11,28 miliar.
Khofifah menyebut banyaknya jumlah santri dan ponpes di Jatim sebagai kekuatan strategis harus dioptimalkan untuk mendorong kemajuan nasional baik dari sisi moralitas maupun inovasi.
Menurut Gubernur Jatim itu, santri harus dipandang bukan hanya sebagai subjek pendidikan keagamaan tapi juga sebagai agen transformasi sosial.
“Mereka bisa menjadi akademisi, teknokrat, diplomat, bahkan entrepreneur. Kita hanya perlu membuka akses, membimbing, dan mempercayakan mereka dengan tanggung jawab,” tuturnya.
Selain itu, Khofifah menyatakan pentingnya penguatan SDM di lingkungan pesantren, terutama bagi pesantren yang memiliki jumlah santri di atas 500 orang.
Menurut dia pesantren yang memiliki perguruan tinggi perlu mendapatkan perhatian khusus dalam penguatan kapasitas dosen tetapnya.
“Untuk dosen-dosen tetap di pesantren yang memiliki perguruan tinggi, Pemprov Jatim memberikan beasiswa S2 dan S3. Alhamdulillah, saat ini sudah ada 14 orang yang lulus S3,” ujarnya.(wld/kir/ham)