Jumat, 23 Mei 2025

Menbud: Museum Harus Jadi Pilar Infrastruktur Kebudayaan dan Bergerak Bersama Masyarakat

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Fadli Zon Menbud saat membuka seminar internasional SEA Museum Collaboration: Innovating Museum Public Programs for a Rapidly Changing Society, di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (22/5/2025). Foto: istimewa

Dalam rangka memperingati Hari Museum Internasional 2025, Fadli Zon Menteri Kebudayaan Republik Indonesia menegaskan kembali pentingnya peran museum sebagai pilar infrastruktur kebudayaan nasional.

Penegasan ini disampaikan Fadli saat membuka seminar internasional SEA Museum Collaboration: Innovating Museum Public Programs for a Rapidly Changing Society, di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (22/5/2025).

SEA Museum Collaboration merupakan forum regional yang mempertemukan pemangku kepentingan museum se-Asia Tenggara. Tujuannya memperkuat kolaborasi, inovasi, dan menjaga relevansi museum di tengah berbagai tantangan global yang terus berkembang.

“Museum bukan hanya penjaga warisan, tapi juga penggerak dialog, inklusi, dan pembangunan berkelanjutan. Di era disrupsi teknologi dan krisis iklim, museum perlu menjawab tantangan zaman dan berbicara secara bermakna dalam dunia digital,” ujar Fadli.

Dalam sambutannya, Fadli juga menekankan perlunya kegiatan kolaboratif lintas negara untuk menguatkan daya transformasi museum dalam masyarakat. Menurutnya, tema Hari Museum Internasional 2025 yang mengusung inovasi program publik sangat relevan untuk menjawab perubahan masyarakat saat ini.

Ia juga mengungkap data dari Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Indonesia yang mencatat bahwa 70 persen pengunjung museum di Indonesia tahun ini berusia di bawah 35 tahun. Dari jumlah tersebut, kelompok usia 18-24 tahun merupakan yang terbesar, yakni 37 persen.

“Ini jadi tantangan sekaligus peluang. Museum harus berubah dalam merancang dan menyampaikan pesan agar mampu menarik generasi muda. Museum juga harus hadir sebagai ekosistem pembelajaran yang hidup, bukan sekadar ruang penyimpanan benda,” imbuhnya.

Acara ini diikuti berbagai perwakilan dari negara ASEAN, seperti ICOM Indonesia, Indonesian Hidden Heritage Creative Hub, serta para kepala dan profesional museum dari Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos, dan Filipina. Turut hadir pula perwakilan dari Kedutaan Besar Singapura, Thailand, Filipina, dan lembaga internasional seperti UNIC.

Roystan Ang First Secretary Kedutaan Singapura dalam sambutannya mengatakan forum ini menjadi wadah penting untuk bertukar ide dan strategi dalam menghadapi tantangan bersama.

Rangkaian kegiatan SEA Museum Collaboration tidak hanya berupa seminar, tetapi juga lokakarya praktis dan pameran tematik bertajuk Transformasi Lintas Masa, Lintas Dunia yang dibuka langsung oleh Fadli Zon. Pameran ini menampilkan perjalanan museum sebagai institusi yang terus bertransformasi, serta memamerkan inovasi dan pendekatan interaktif dari museum-museum di Indonesia.

“Museum bukan ruang pasif. Ia adalah institusi hidup yang harus terus berkembang bersama masyarakat yang dilayaninya,” tutup Fadli Zon.(faz/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Surabaya
Jumat, 23 Mei 2025
27o
Kurs