Senin, 24 November 2025

Presiden Izinkan Konsorsium Huayou dan CATL Kembangkan Proyek Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Bahlil Lahadalia Menteri ESDM dan Rosan Roeslani Menteri Investasi dan Hilirisasi memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (22/5/2025). Foto: Biro Pers Setpres

Prabowo Subianto Presiden, siang hari ini, Kamis (22/5/2025), memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, di Istana Merdeka, Jakarta.

Isu penting yang dibahas adalah kelanjutan proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik, khususnya terkait peralihan investasi dari Konsorsium LG ke Huayou, dan perkembangan kerja sama dengan CATL dari China.

Dalam keterangannya sesudah rapat, Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, Prabowo menyetujui kelanjutan proyek hilirisasi baterai senilai 9,8 miliar Dollar AS (Rp164 triliun) yang sebelumnya dikelola LG untuk dilanjutkan Konsorsium Huayou.

“Alhamdulillah tadi sudah diputuskan, sudah disetujui oleh Bapak Presiden. Atas arahan Bapak Presiden sekarang sudah dilakukan oleh konsorsium Huayou. Tidak ada masalah lagi dan ini sudah siap untuk dilakukan groundbreaking,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Menurut Menteri ESDM, BUMN Indonesia menjadi pemegang saham mayoritas di sektor hulu dalam struktur kepemilikan megaproyek itu.

Lebih lanjut, Bahlil membantah kabar Konsorsium LG mundur dari proyek baterai kendaraan listrik di Tanah Air.

Dia bilang, Pemerintah Indonesia yang membatalkan kerja sama dengan LG karena perusahaan asal Korea Selatan itu terlalu lama merealisasikan pekerjaannya.

“Yang benar itu adalah saya sebagai Ketua Satgas Hilirisasi Ketahanan Energi waktu itu, kemudian memutuskan untuk membatalkan apa yang dilakukan oleh LG karena terlalu lama. Kemudian, saya sama Pak Rosan bersama-sama rapat dengan Pak Erick, untuk kita mencari penggantinya yaitu Huayou. Kira-kira ini informasi yang jelas” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Rosan Roeslani Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM yang juga Kepala BPI Danantara menekankan pentingnya keterlibatan Danantara untuk memperkuat posisi Indonesia dalam proyek tersebut.

Sehingga, Rosan menyebut sekarang tidak ada kendala pendanaan untuk proyek besar yang menguntungkan, dan bisa membuka banyak lapangan pekerjaan.

“Kalau dulu mungkin ada kendala pendanaan. Tapi, sejak ada Danantara ini pendanaan kita yang membantu karena kita melihat pekerjaan ini, proyek ini memang sangat-sangat baik. Baik dari segi return-nya, baik dari segi penciptaan lapangan pekerjaannya. Dan juga baik dari segi dampak perekonomiannya ke depan untuk Indonesia,” kata Rosan.

Dengan keterlibatan Konsorsium Huayou dan CATL dalam mengelola ekosistem dari tambang hingga produksi baterai, Pemerintah optimistis Indonesia bisa menguasai rantai pasok industri kendaraan listrik secara menyeluruh.(rid/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 24 November 2025
29o
Kurs