Rabu, 9 Juli 2025

Marak Curanmor, Pemkot Surabaya Berencana Hidupkan Kampung Tangguh dan Kolaborasi Kampung Presisi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Muhammad Fikser Kepala Satpol PP Kota Surabaya saat mengudara di Radio Suara Surabaya pada program Semanggi Suroboyo yang membahas mengenai kasus curanmor yang sering terjadi di Surabaya, Jumat (23/5/2025). Foto: Fatihah Salsabila Mg suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana menghidupkan kembali konsep kampung tangguh yang sempat digalakkan saat Pandemi Covid-19 lalu, sebagai respon meningkatnya kasus kriminalitas di lingkungan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor).

“Memang ada arahan Pak Wali Kota ke kami untuk kemudian kita mulai menggalakkan semacam Kampung Tangguh,” ujar M. Fikser Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya waktu mengisi program Semanggi Surobyo di Suara Surabaya, Jumat (23/5/2025).

Menurut Fikser, target awal yang diminta Eri Cahyadi Wali Kota adalah, dari 1.300 RW yang ada di Surabaya, bisa dibentuk atau diaktifkan kembali Kampung Tangguh-nya di 500 RW terlebih dahulu.

“Memang Pak Wali sudah minta supaya itu harus jalan. Jadi mungkin tidak bisa semua secara langsung, tapi harus ada 500 kampung dulu,” jelasnya.

Nantinya, Kampung Tangguh itu akan disiapkan sebagai satuan wilayah mandiri dengan sistem komunikasi darurat, ronda malam, kentongan, dan mekanisme pelaporan kejadian secara cepat ke layanan 112 yang sudah terhubung ke Command Center milik Pemkot Surabaya.

“Warga itu kan bisa mengamankan, tapi dalam hal ketika ada perlawanan kan warga itu punya keterbatasan. Makanya kemudian kami di Pemerintah Kota juga coba memperbaiki akses komunikasi ke 112,” kata Fikser.

BACA JUGA: Hidupkan Lagi Siskamling dan CCTV Jadi Strategi Kelurahan Tanjung Perak Surabaya Minimalisir Curanmor

Fikser yang juga Plt Kepala Diskominfo Kota Surabaya mengatakan, Pemkot juga membuka kolaborasi dengan program “Kampung Presisi” kepolisian, sekaligus berencana merumuskan SOP baru untuk Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling).

“Kami jujur aja, terima kasih ya, harus ada SOP secara menyeluruh yang berlaku. Mungkin kami dari Pemerintah Kota, ini banyak masukan, bagus sekali buat kami di Pemerintah Kota juga untuk melakukan evaluasi. Kami akan berkoordinasi dengan jajaran samping, bagaimana kita membuat SOP Poskamling,” ujarnya.

Namun, dia menegaskan kalau konsep Kampung Tangguh tidak bisa dipaksakan di semua wilayah. Nantinya tetap akan dilakukan evaluasi berdasarkan kebutuhan dan kondisi masing-masing kampung. Di sisi lain, kampung-kampung yang rawan atau lebih terbuka akan menjadi sasaran prioritas.

“Kita akan memilah ya. Kalau yang sudah cluster, yang sudah aman dari hal-hal tersebut, ya sudah kita tidak usah memaksa warga lagi ya, karena sudah punya sistem pengamanan sendiri,” terangnya.

“Ada kawasan yang kemudian tinggal orang tua semua. Anak-anak mudanya sudah tidak ada. Dulu mungkin banyak anak mudanya. Sekarang sudah pensiunan. Ini kan agak susah juga,” tambah Fikser.

Untuk itu, Pemkot membuka kemungkinan merekrut tenaga pengamanan dari luar RW untuk membantu ronda di kawasan tersebut.

Dia juga menyebut kalau program ini juga ditopang oleh kegiatan patroli malam terpadu seperti “Asuhan Rembulan” yang melibatkan TNI, Polri, dan perangkat daerah. Namun Fikser menilai, inisiatif warga tetap menjadi komponen utama.

“Kami tidak mungkin bisa menjangkau sampai ke kampung-kampung dalam. Biasanya kami hanya di jalan protokol. Kalau masuk kampung-kampung itu harus peran warga,” ujarnya. (bil/ipg)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Rabu, 9 Juli 2025
25o
Kurs