
Nilai tukar Rupiah pada pembukaan perdagangan, Senin (26/5/2025) pagi, di Jakarta, menguat 43 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.175 per Dollar AS dari sebelumnya Rp16.218 per Dollar AS.
Lukman Leong analis mata uang mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap Dollar AS dipengaruhi kekhawatiran atas kebijakan tarif Donald Trump Presiden AS.
“Saat ini, lebih didominasi faktor eksternal yaitu pelemahan Dollar AS dari kekhawatiran kebijakan tarif Trump,” ujarnya dilansir Antara.
Sebelumnya, Trump menyampaikan diskusi tarif dengan Uni Eropa (UE) tidak akan membuahkan hasil. Sehingga, dia merekomendasikan tarif 50 persen terhadap UE mulai 1 Juni 2025.
Menurut Trump, hambatan perdagangan yang kuat, sanksi perusahaan yang tidak masuk akal, manipulasi moneter, hingga tuntutan hukum yang tidak adil terhadap perusahaan AS dinilai menyebabkan defisit perdagangan dengan Negeri Paman Sam lebih dari 250 juta Dollar AS per tahun.
“Beberapa hari setelah mengancam UE dengan 50 persen tarif pada 1 Juni, Trump kemudian menundanya hingga 9 Juli,” ungkap Lukman.
Meninjau faktor domestik, keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga dinilai tepat secara timing. Di sisi lain, lanjutnya, tetap diperlukan penguatan perekonomian kembali.
“Seperti yang diketahui perekonomian Indonesia cukup lemah dan inflasi yang sangat rendah tidaklah ideal dengan suku bunga yang tinggi karena tekanan Dollar AS. Dengan meredanya tekanan Dollar, BI diharapkan akan bisa terus memangkas suku bunga untuk mendukung perekonomian,” ucap dia.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs Rupiah berkisar Rp16.100-Rp16.250 per Dollar AS.(ant/bil/rid)