
Pakar nutrisi mengatakan bahwa kesehatan usus layak disebut sebagai bentuk investasi jangka panjang bagi tubuh.
Vipada Sae-Lao pakar nutrisi menyebut usus sebagai “gerbang utama” yang menentukan seberapa baik tubuh menyerap nutrisi, menjaga daya tahan, dan bahkan memengaruhi suasana hati.
“Usus bukan hanya tempat makanan dicerna, tetapi juga tempat sistem imun dibangun, hormon diproduksi, dan interaksi dengan otak terjadi,” ujarnya dilansir dari Antara, Senin (26/5/2025).
“Jika kita abaikan, dampaknya bisa muncul dalam bentuk kelelahan kronis, inflamasi, hingga gangguan metabolisme,” imbuhnya.
Data menunjukkan, sekitar 70-80 persen sel kekebalan tubuh berada di sistem pencernaan.
Selain itu, mikrobioma usus, triliunan mikroorganisme yang hidup di dalam saluran cerna, berperan penting dalam mengatur metabolisme dan membantu tubuh melawan infeksi.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, gangguan pencernaan dapat berdampak pada kualitas hidup masyarakat.
Terutama jika dikombinasikan dengan pola makan tinggi lemak, rendah serat, serta gaya hidup sedentari.
Ia menyebutkan bahwa kerusakan pada ekosistem mikroba usus bisa berujung pada peradangan sistemik yang sering tidak disadari, namun perlahan melemahkan fungsi organ.
Ia juga menyarankan konsumsi makanan kaya serat seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh, serta makanan berprobiotik seperti yogurt dan fermentasi untuk memperkuat sistem pencernaan.
Selain itu, memperhatikan kebiasaan makan, seperti tidak terburu-buru, menjaga hidrasi, dan menghindari konsumsi berlebihan sebelum tidur, juga menjadi bagian penting dari perawatan pencernaan. (ant/bel/saf/ipg)