
Rully Nova Rully Nova analis pasar uang menyebut mengatakan nilai tukar (kurs) Rupiah yang melemah dipengaruhi akibat dampak dari penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS).
“Pada penutupan pasar sore ini sangat volatile, setelah sebelumnya Rupiah dan mayoritas mata uang Asia sempat menguat, kemudian melemah dampak dari penguatan indeks dolar,” ujarnya dilansir dari Antara, Selasa (27/6/2025).
Ia mengatakan, kenaikan indeks dolar AS dipengaruhi peningkatan permintaan terhadap aset-aset keuangan AS, terutama obligasi pemerintah.
Hal ini dipicu oleh rencana pemerintah Jepang untuk mengurangi eksposur surat berharga, sehingga pilihan investasi obligasi global menjadi terbatas.
Di sisi lain, obligasi pemerintah Indonesia masih diminati oleh investor asing. Walaupun kepercayaan investor kembali pulih, tetapi ketertarikan obligasi hanya untuk tenor pendek.
“Obligasi pemerintah Indonesia masih diminati oleh investor asing, tapi untuk tenor pendek, dimana investor masih memantau sustainable dari fiskal pemerintah Indonesia,” ungkapnya.
Nilai tukar Rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta, melemah sebesar 38 poin atau 0,23 persen menjadi Rp16.287 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.249 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa juga melemah ke level Rp16.255 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.207 per dolar AS. (ant/saf/ipg)