Sabtu, 14 Juni 2025

Bulan Bung Karno, Sejarawan Ungkap Surabaya Sebagai Kota Lahir dan Dapur Nasionalisme Sang Proklamator

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Prof. Purnawan Basundoro, Guru Besar Sejarah Perkotaan di Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair), dalam program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya, membahas peringatan Bulan Bung Karno, Jumat (13/6/2025). Foto: Dukut suarasurabaya.net

Surabaya bukan sekadar tempat kelahiran Ir. Soekarno (Bung Karno) Presiden Pertama Republik Indonesia. Kota ini juga menjadi ruang awal pembentukan karakter, pemikiran, dan semangat kebangsaan sang proklamator.

Hal ini disampaikan Prof. Purnawan Basundoro, Guru Besar Sejarah Perkotaan di Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair), dalam program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya, membahas peringatan Bulan Bung Karno, Jumat (13/6/2025).

“Yang pertama, memang sebelumnya banyak orang yang tidak tahu mungkin ya, bahwa Bung Karno itu lahir di kota Surabaya. Banyak orang yang menganggap bahwa Bung Karno itu lahir di Blitar, karena makamnya ada di sana,” kata Prof. Purnawan.

Ia menegaskan bahwa Bung Karno sendiri menyebut Surabaya sebagai tempat lahirnya, baik dalam autobiografi yang ditulis bersama Cindy Adams penulis terkenal Amerika Serikat (AS), maupun dalam pidatonya di pengadilan kolonial.

“Beliau mengatakan di dalam autobiografi yang ditulis oleh Cindy Adams bahwa Surabaya adalah dapur nasionalisme,” ujar Sejarawan Unair itu.

Bahkan, dokumen resmi dari masa penjajahan Jepang juga mencatat Surabaya sebagai tempat kelahirannya. “Jadi yang pertama jelas Bung Karno itu lahir di kota Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901 itu,” ujarnya.

Meski demikian, perlu diketahui kalau peran Surabaya dalam kehidupan Bung Karno jauh melampaui soal tempat lahir. Saat berusia 15 tahun, Bung Karno pindah ke Surabaya untuk menempuh pendidikan di HBS (Hogere Burger School), sekolah menengah bergengsi di Hindia Belanda.

Selama masa sekolah, ia tinggal di rumah tokoh pergerakan nasional, HOS Tjokroaminoto. Di rumah kos milik Pak Cokro di Peneleh, Bung Karno tak hanya diasah pemikirannya lewat diskusi dan bacaan, tapi juga bertemu dengan tokoh-tokoh muda yang kelak menjadi pentolan gerakan dari beragam ideologi. Di antaranya Muso dan Semaun (komunis), serta Kartosoewirjo (islamis).

Rumah HOS Tjokroaminoto jadi satu diantara destinasi HeroikTrack. Foto: Dok. suarasurabaya.net

“Di situ juga Bung Karno itu memiliki teman-teman aktivis yang juga suka berdiskusi, yang ternyata nanti diketahui bahwa teman-teman Bung Karno itu memiliki aliran yang bermacam-macam,” jelas Prof. Purnawan.

Menurutnya, Surabaya pada waktu itu adalah kota industri yang dinamis, penuh aktivitas kaum buruh yang tertindas oleh sistem kolonial. Di situlah, Bung Karno menyaksikan ketidakadilan itu secara langsung dan mulai menyuarakan perlawanan melalui tulisan-tulisannya.

“Selama saya di Surabaya, saya menulis 500 artikel yang dimuat di berbagai surat kabar,” kutip Prof. Purnawan dari pernyataan Bung Karno.

Selain itu, ada juga kisah di mana Bung Karno pernah tidak naik kelas karena dianggap kurang mampu berbahasa Belanda. Bahkan, ada juga cerita di mana Radem Soekeni Ayahnya, mengubah data umur Bung Karno agar bisa mengulang tanpa dianggap malu.

“Kalau perlu kita membohong, akan kita kurangi umurmu 1 tahun,” kata Prof. Purnawan mengutip dari autobiografi Bung Karno lagi.

Prof. Purnawan merangkum bahwa ada lima unsur penting yang membentuk Bung Karno selama masa tinggalnya di Surabaya, yakni suasana kota yang penuh dinamika, peran HOS Tjokroaminoto, kehidupan kos di Peneleh, akses terhadap bacaan-bacaan penting, dan suasana pendidikan di HBS.

“Surabaya itu bukan saja sebagai tempat kelahiran, tetapi sebagai kota untuk menggembeleng dirinya selama periode keemasan,” tandas Prof. Purnawan. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Surabaya
Sabtu, 14 Juni 2025
28o
Kurs