
Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan (Menkeu) RI mengatakan, Pemerintah mewaspadai efek negatif yang bisa timbul akibat konflik Iran-Israel pada perekonomian Indonesia.
Dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Juni 2025, hari ini, Selasa (17/6/2025), di Jakarta, Menkeu menjelaskan, eskalasi konflik Iran-Israel memicu lonjakan harga minyak lebih dari 8 persen, dari posisi di bawah 70 dolar AS per barel menjadi 78 dolar AS per barel.
Walau harga minyak terkoreksi ke level 75 dolar AS per barel, Sri Mulyani menyebut ketegangan Iran-Israel memiliki efek yang cukup signifikan.
“Ini adalah suatu kejadian yang bisa langsung memengaruhi kondisi perekonomian secara sangat signifikan, baik melalui harga komoditas maupun dari sisi nilai tukar, suku bunga, dan aliran modal,” ujarnya.
Seiring dengan eskalasi konflik di Timur Tengah, lanjut Menkeu, kebijakan fiskal ekspansif Amerika Serikat berpotensi menyebabkan sentimen negatif terhadap fiskal negara maju.
Sehingga, bisa meningkatkan Imbal Hasil Surat Utang Pemerintah AS (US Treasury).
Menurut Sri Mulyani, berbagai gejolak itu menimbulkan dua risiko utama, yaitu ketidakpastian harga minyak dan pelemahan ekonomi global.
“Itu kombinasi yang harus kita waspadai, baik efek tekanan harga atau inflasi maupun kenaikan imbal hasil karena geopolitik dan kebijakan fiskal. Kedua hal ini menyebabkan dampak kepada seluruh dunia, termasuk Indonesia,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Menkeu bilang dampak konflik Iran-Israel juga bisa membebani APBN.
Dia menjelaskan, walau pendapatan negara berpotensi meningkat dari serapan sektor migas, belanja negara bisa tertekan oleh kebutuhan impor minyak.
Realisasi harga minyak sejauh ini masih di bawah asumsi makro APBN 2025, yaitu 62,75 dolar AS per barel pada akhir Mei dengan rata-rata tahun berjalan (year-to-date) 70,05 dolar AS per barel.
Sedangkan pada asumsi makro APBN, nilainya dipatok di angka 82 dolar AS per barel.
Seperti diketahui, Jumat (13/6/2025), Israel mulai menyerang berbagai wilayah Iran dengan nama Operasi Rising Lion.
Selain kerusakan bangunan, serangan Israel juga mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia termasuk Mayor Jenderal Hossein Salami Panglima Garda Revolusi Iran, dan Mayor Jenderal Mohammad Bagheri Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran.
Merespons aksi Israel, Sabtu (14/6/2025), Iran membalas lewat Operasi True Promise 3.
Ratusan pesawat tanpa awak (drone) dan rudal dikirim ke wilayah Israel dengan target kawasan militer. (rid/ipg)