
Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS), mengonfirmasi Militer AS telah melakukan serangan udara besar-besaran terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran, di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Melansir Al Jazeera, Minggu (22/6/2025), pengumuman itu disampaikan Trump melalui akun Truth Social, menyusul eskalasi konflik antara Iran dan Israel.
“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat berhasil terhadap tiga situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Isfahan. Semua pesawat kini telah keluar dari wilayah udara Iran,” tulis Trump, Sabtu (21/6/2025) waktu AS.
Dia juga menambahkan, “muatan penuh bom dijatuhkan di situs utama Fordow”. Trump pun menyampaikan ucapan selamat kepada Militer AS dan menyebut aksi itu sebagai bukti keunggulan Militer Amerika.
“Tidak ada militer lain di dunia yang mampu melakukan ini. Sekarang adalah waktunya untuk perdamaian!” imbuhnya.
Trump juga membagikan ulang unggahan dari akun intelijen sumber terbuka yang menyebut fasilitas nuklir Fordow kini “sudah hancur”. Meski belum ada konfirmasi resmi dari Pentagon, laporan itu memicu kehebohan di media sosial.
Di sisi lain, serangan itu memicu kontroversi politik di dalam negeri AS. Pasalnya, Trump tidak meminta persetujuan Kongres sebelum melakukan serangan militer, meski Konstitusi AS secara eksplisit memberikan wewenang kepada Kongres untuk menyatakan perang.
Sejumlah anggota parlemen dari Partai Demokrat dan Republik sebelumnya telah mengajukan rancangan undang-undang yang mewajibkan Trump memperoleh persetujuan legislatif sebelum menyerang Iran. Namun, Trump justru mendahului proses tersebut dengan langsung memerintahkan serangan.
Sara Jacobs anggota Kongres dari Partai Demokrat, mengecam tindakan itu. Dia menyebut serangan tersebut “tidak konstitusional” dan memperingatkan langkah itu dapat menyeret AS ke dalam perang tanpa akhir yang mematikan.
Trump dijadwalkan menyampaikan pidato kepada Rakyat Amerika pada pukul 22.00 waktu Washington DC (02.00 GMT). Di situ, Trump kemungkinan bakal menjelaskan alasan dan tujuan serangan serta memberikan pernyataan terbaru soal konflik.
Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Sebelumnya, Israel lebih dulu melancarkan serangan terhadap beberapa situs militer dan nuklir di Iran sejak 13 Juni, yang kemudian dibalas Iran dengan puluhan drone dan rudal ke wilayah Israel.
Menurut laporan media Iran, lebih dari 400 orang tewas dan sedikitnya 3.056 lainnya luka-luka akibat serangan Israel sejauh ini. Di pihak Israel, sedikitnya 24 orang tewas akibat serangan balasan Iran.
Di sisi lain, Ayatollah Ali Khamenei Pemimpin Tertinggi Iran mengeluarkan peringatan keras terhadap AS.
Dalam pernyataannya yang diunggah ulang melalui akun Telegram resminya, dia mengatakan kerugian yang akan dialami AS akan jauh lebih besar dibandingkan apa pun yang diderita Iran.(bil/rid)