Selasa, 11 November 2025

Garda Revolusi Islam Iran Nyatakan Perang Usai AS Serang Tiga Situs Nuklir

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi militer Iran. Foto: Al Jazeera

Ketegangan di Timur Tengah semakin parah usai Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan perang merespons serangan udara Amerika Serikat (AS) ke tiga fasilitas nuklir utama Iran, Sabtu (21/6/2025).

“Perang dimulai sekarang,” bunyi pernyataan IRGC seperti dikutip Euronews, Minggu (22/6/2025).

Pernyataan itu muncul hanya beberapa jam setelah Donald Trump Presiden AS melalui akun Truth Social mengumumkan AS telah menjatuhkan “muatan penuh bom” ke tiga situs nuklir Iran yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan.

Sebagai respons atas serangan udara AS, Hossein Shariatmadari Pemimpin Redaksi Surat Kabar Kayhan sekaligus Penasihat Ayatollah Ali Khamenei Pemimpin Tertinggi Iran menyerukan agar negaranya meluncurkan serangan rudal terhadap kapal perang Amerika di Bahrain, dan menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran minyak paling strategis di dunia.

“Setelah serangan Amerika terhadap instalasi nuklir Fordow, sekarang giliran kami,” ujar Shariatmadari dalam pesan yang dibagikan melalui Telegram Kayhan yang dilansir CNN World, Minggu.

Dia menegaskan, Iran tidak boleh ragu atau menunda responsnya.

“Sebagai langkah pertama, kami harus segera meluncurkan serangan rudal ke armada Angkatan Laut Amerika di Bahrain dan secara bersamaan menutup Selat Hormuz untuk pelayaran Amerika, Inggris, Jerman, dan Prancis,” tegasnya.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Ayatollah Ali Khamenei terkait serangan AS. Meski demikian, seruan Shariatmadari disinyalir mencerminkan tekanan besar dari kalangan konservatif Iran untuk melakukan aksi balasan militer secepatnya.

Di sisi lain, dalam pidato kenegaraannya dari Gedung Putih, Trump memperingatkan Iran harus memilih jalan damai atau menghadapi serangan lanjutan yang lebih besar dan lebih mudah dilakukan.

“Akan ada perdamaian, atau akan ada tragedi bagi Iran. Ingat, masih banyak target tersisa. Malam ini adalah yang tersulit dan mungkin yang paling mematikan. Jika perdamaian tidak segera datang, kami akan menyerang target lainnya dengan presisi, kecepatan, dan keahlian,” katanya.(bil/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 11 November 2025
24o
Kurs