
KONI Jawa Timur (Jatim) mengungkapkan, hingga kini belum ada titik terang terkait insiden yang terjadi pada laga final futsal antara Surabaya dan Kota Malang, yang berlangsung pada Jumat (27/6/2025).
KONI Jatim masih menunggu surat dari AFP Jatim yang berisi berita acara laga itu, Sebab surat itu akan dijadikan dasar rekomendasi mengenai kelanjutan masalah yang timbul pasca kericuhan dalam pertandingan tersebut.
“Karena berita acara itu sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya terkait hasil final kemarin,” ujar Dudi Harjantoro Kabid Binpres KONI Jatim kepada awak media, Minggu (29/6/2025).
Dudi menyampaikan bahwa seluruh pemain dan official tim futsal Surabaya telah kembali ke Kota Pahlawan. Graha Polinema yang menjadi venue pertandingan, telah digunakan untuk cabang olahraga Jujitsu.
Dudi juga mengungkapkan bahwa Imam MutadjudinTechnical Delegate (TD), sebelumnya sudah menawarkan opsi untuk melanjutkan pertandingan, namun ditolak oleh pihak Surabaya dengan alasan keamanan.
Sementara itu, mengenai kabar bahwa KONI Kota Malang yang mendesak agar pertandingan berakhir dengan juara bersama, Dudi bungkam.
“Mengenai kemungkinan berbagi juara, saya tidak ingin berkomentar lebih lanjut,” tegas Dudi.
Sementara itu, Abdullah Ketua AFK Surabaya menyebut pihaknya masih menunggu keputusan dari penyelenggara. Ia mengaku intens berkomunikasi dengan KONI Surabaya dan AFP Jatim terkait kejelasan pertandingan.
“Surabaya siap melanjutkan sisa pertandingan. Tinggal kapan dilaksanakan dan mohon segera diputuskan sehingga ada kepastian. Sebab ini murni karena tidak kondusifnya suporter, bukan karena pelanggaran yang dilakukan oleh kedua tim. Pelaksanaan kegiatan kemarin cukup fair dan sportif, sehingga tidak ada alasan untuk hal lain dari hal tersebut,” jelasnya.
Sebelumnya, laga final futsal antara Kota Malang dan Kota Surabaya yang digelar di Graha Polinema Malang terhenti akibat kericuhan. Pertandingan harus dihentikan ketika masih menyisakan 8 menit 33 detik. Saat itu Surabaya unggul 2-0 atas Kota Malang. (saf/ham)