Jumat, 4 Juli 2025

Menlu Iran Tegaskan Senjata Nuklir Tidak Manusiawi dan Dilarang Agama

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Abbas Araghchi Menteri Luar Negeri Iran. Foto: Anadolu

Abbas Araghchi Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran menegaskan bahwa Teheran menolak kepemilikan senjata nuklir karena dianggap “tidak manusiawi” dan “dilarang secara agama.”

Dalam wawancara eksklusif dengan CBS News yang tayang, Rabu (2/7/2025), Araghchi juga menyatakan bahwa kepemilikan senjata nuklir justru akan membuat Iran dalam posisi yang lebih rentan.

“Kami menganggap senjata nuklir tidak hanya tidak manusiawi, tetapi juga dilarang secara agama. Kami tidak berpikir bahwa untuk membela diri, kami akan membutuhkan persenjataan nuklir,” tegas Araghchi dilansir Antara.

Ia menambahkan, “Memiliki persenjataan nuklir bahkan dapat menempatkan kami dalam posisi yang lebih rapuh. Ada pihak lain di dalam Iran yang tidak sependapat dengan pendapat saya.”

Dalam wawancara yang sama, Araghchi menyebut bahwa Iran masih mengevaluasi kemungkinan kembali ke meja perundingan dengan Amerika Serikat (AS) terkait program nuklir, terutama setelah rangkaian eskalasi militer yang melibatkan Israel dan AS.

“Kami sedang menilai apakah kami dapat mempercayai Washington dan melanjutkan negosiasi nuklir. Situasi menjadi sangat kompleks pasca konflik dengan Israel dan intervensi Amerika,” ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, ketegangan antara Iran dengan Israel dan AS terjadi. Pemicunya, pada malam 13 Juni 2025 lalu Israel meluncurkan operasi militer terhadap Iran, dengan tuduhan bahwa Teheran menjalankan program senjata nuklir secara diam-diam. Iran membantah tuduhan tersebut dan menanggapi dengan aksi militer balasan.

Selama 12 hari, kedua negara terlibat dalam aksi saling serang, yang memuncak ketika Amerika Serikat (AS) ikut terlibat dengan meluncurkan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni.

Sebagai balasan, pada malam berikutnya (23 Juni), Iran meluncurkan rudal ke pangkalan militer AS di Al Udeid, Qatar, menandai keterlibatan langsung Teheran terhadap kepentingan militer Amerika.

Pada 23 Juni 2025, Donald Trump Presiden AS mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah menyetujui gencatan senjata untuk mengakhiri “perang 12 hari” tersebut. Ia menekankan pentingnya menjaga kesepakatan dan menyerukan kedua pihak untuk tidak melakukan pelanggaran gencatan.

“Gencatan senjata sudah mulai berlaku dan harus dihormati. Ini kesempatan untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah,” kata Trump dalam pernyataan resmi Gedung Putih.

Meski demikian, kepercayaan antara pihak-pihak yang terlibat masih rapuh. Iran belum memutuskan sikap final terkait keterlibatannya dalam perundingan baru dengan AS. (ant/bil/ham)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Jumat, 4 Juli 2025
29o
Kurs