Selasa, 8 Juli 2025

Komisi V DPR Soroti Minimnya Alat Sonar Basarnas untuk Deteksi Kapal Tenggelam

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Tim BPBD Jatim yang diterjunkan ke lokasi untuk mendukung pencarian dan evakuasi korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya bersama tim gabungan di Selat Bali, Kamis (3/7/2025). Foto: Antara

Lasarus Ketua Komisi V DPR RI mengungkapkan keprihatinan terkait keterbatasan peralatan yang dimiliki Badan SAR Nasional (Basarnas), khususnya dalam hal pencarian kapal tenggelam.

Kata dia, kendala itu mencuat dalam rapat bersama Basarnas, satu di antaranya soal ketiadaan alat sonar yang memadai untuk mendeteksi lokasi kapal yang karam di laut.

Rapat yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, semula bertujuan membahas anggaran tahunan Basarnas. Namun, perbincangan turut menyinggung insiden tenggelamnya Kapal Tunu Pratama Jaya di Selat Bali baru-baru ini.

“Kami minta penjelasan dari Kepala Basarnas tentang perkembangan operasi pencarian dan evakuasi. Dari situ terungkap bahwa Basarnas belum memiliki alat sonar canggih yang bisa digunakan untuk menentukan titik kapal tenggelam,” ujar Lasarus kepada wartawan usai rapat, Senin (7/7/2025).

Menurutnya, peralatan yang dimiliki Basarnas saat ini hanya dapat digunakan setelah posisi kapal diketahui. Alat tersebut berguna untuk mendeteksi keberadaan korban di dalam kapal, tetapi tidak bisa melacak lokasi kapal yang hilang di dasar laut.

Lebih lanjut, Lasarus menyebutkan bahwa Indonesia juga masih kekurangan tenaga operator untuk mengoperasikan alat-alat SAR berteknologi tinggi. Akibatnya, Basarnas kerap harus menggandeng pihak luar, termasuk dari luar negeri, dalam pelaksanaan operasi pencarian yang kompleks.

“Ini menjadi catatan penting. Karena itu, dalam kesimpulan rapat, kami mendesak Basarnas untuk memprioritaskan pengadaan peralatan utama yang dibutuhkan, terutama yang berkaitan dengan kecelakaan laut,” tegas politisi PDI Perjuangan tersebut.

Ia menekankan, sebagai negara kepulauan dengan dua pertiga wilayah berupa lautan, Indonesia memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan maritim. Untuk itu, peralatan pendukung operasi laut yang modern dan lengkap seharusnya menjadi keharusan.

Lasarus menambahkan bahwa pihaknya akan mengawal proses pembahasan anggaran tahun 2026 agar kebutuhan mendesak Basarnas, termasuk pengadaan alat sonar, dapat menjadi prioritas utama.

“Negara sebesar ini seharusnya tak lagi bergantung pada bantuan luar dalam hal pencarian kapal tenggelam. Kami akan perjuangkan agar hal ini bisa masuk dalam anggaran tahun depan,” pungkasnya.(faz/lta/iss)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Selasa, 8 Juli 2025
29o
Kurs