Jumat, 11 Juli 2025

Keluarga Pegang Peran Penting Bagi Mental Ibu Usai Melahirkan

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Ilustrasi - Tangan ibu yang baru melahirkan dan bayinya. Foto: Shutterstock Ilustrasi - Tangan ibu yang baru melahirkan dan bayinya. Foto: Shutterstock

Ibu yang baru melahirkan, menurut Nena Mawar Psikolog, perlu mendapat dukungan dari keluarga bagi kesehatan mentalnya.

Nena menjelaskan bahwa kondisi ibu setelah melahirkan bisa saja mengalami baby blues dan postpartum depression.

Baby blues merupakan kondisi yang terjadi akibat perubahan hormon, kelelahan serta mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan peran baru sebagai ibu. Dari sisi durasi, ia menjelaskan bahwa durasi baby blues singkat dan gangguan emosional bersifat sementara dengan durasi antara tiga hingga lima hari dan akan hilang maksimal selama dua minggu.

“Ciri-ciri dari baby blues biasanya sering sedih tanpa alasan yang jelas, emosional mudah turun atau mudah tersinggung, mudah cemas, diiringi rasa kewalahan perhatian suasana hati secara cepat atau mood swing, dan sulit tidur yang menetap,” terangnya, melansir Antara, Kamis (10/7/2025).

Dia menyarankan, istirahat cukup diperlukan bagi ibu yang menghadapi kondisi ini.

Nena menyerukan bagi keluarga atau kolega yang membesuk ibu usai melahirkan juga dapat fokus pada sang ibu tak hanya pada bayi yang baru dilahirkan, hal ini sebagai bentuk dukungan bagi sang ibu.

“Belum lagi misalkan komentar-komentar sehubungan dengan fisiknya bayinya atau fisik ibunya, nah itu juga bisa berdampak suasana hati yang lebih sensitif, memberikan kontribusi suasana hati yang lebih sensitif kepada ibunya,” tambah dia.

Sementara itu, postpartum depression atau depresi pasca melahirkan memiliki durasi yang lebih lama, bahkan perasaan sedih yang mendalam akan hadir secara terus-menerus, lebih dari 4 minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Ciri-cirinya yakni kehilangan minat, tidak ingin bertemu orang, merasa tidak mampu jadi ibu yang baik, sulit tidur terlalu banyak, terlalu lama, benci dengan bayi.

“Bahkan kadang-kadang berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya, dan perasaan juga yang tidak guna, curiga dengan pasangan, dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Kondisi depresi pasca melahirkan membutuhkan penanganan dan tidak diabaikan, yakni dengan berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater agar mendapatkan penanganan tepat sesuai dengan kondisi ibu termasuk bila ibu tengah menyusui.

Selain dukungan keluarga atau orang terdekat, ia juga menyarankan agar seorang ibu yang telah melahirkan untuk mengurangi membandingkan tentang sosok ibu melahirkan yang dilihat di sosial media yang dianggap cantik, ideal dan lainnya.

“Tapi kan kenyataannya dalam keseharian ibu yang melahirkan kan mungkin aja nggak kembali badannya. Perlu waktulah kembali badannya untuk bisa ideal, kemudian juga bisa dandan dan lain sebagainya,” tandasnya.(ant/kir/ipg)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Jumat, 11 Juli 2025
22o
Kurs