
Penelitian yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences pada Juni 2025 menunjukkan bahwa pola tidur malam berkaitan dengan tingkat aktivitas fisik keesokan harinya.
Para peneliti menganalisis kebiasaan tidur dan pergerakan 20 ribu orang dewasa yang aktif secara fisik menggunakan pelacak aktivitas yang disebut WHOOP selama setahun dalam penelitian tersebut.
Melansir Antara pada Jumat (11/7/2025), hasil analisis para peneliti menunjukkan kaitan antara tidur lebih awal dan aktivitas fisik yang lebih banyak keesokan harinya.
Bagi sekelompok orang yang mulai tidur sekitar pukul 21.00 dapat melakukan aktivitas sedang hingga berat sekitar 15 menit lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang tidur pukul 23.00 serta 30 menit lebih banyak daripada partisipan yang tidur pukul 01.00.
Peningkatan aktivitas terbesar terlihat ketika partisipan tidur 1,5 hingga 3 jam lebih awal dari waktu tidur malam normal tanpa mengubah durasi tidur mereka.
Menariknya, partisipan yang tidur kurang dari tujuh jam per hari justru cenderung lebih aktif secara fisik dibandingkan dengan mereka yang tidur selama tujuh jam.
Mereka tercatat melakukan lebih banyak gerakan ringan, sekitar 17 sampai 30 menit tambahan setiap harinya. Selain itu, mereka juga melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat selama 10 sampai 31 menit lebih banyak. Sehingga, meskipun tidurnya lebih singkat, mereka justru lebih banyak bergerak sepanjang hari.
Sebaliknya, tidur lebih dari tujuh jam atau lebih banyak tidur dari biasanya dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah keesokan harinya.
Salah satu penulis hasil studi, Josh Leota, PhD peneliti di Sekolah Ilmu Psikologi Universitas Monash menjelaskan bagaimana tidur lebih awal dan kurang tidur dapat mendorong lebih banyak beraktivitas fisik keesokan harinya.
“Tidur lebih awal dapat berarti bangun lebih awal, memberi orang lebih banyak waktu dan energi untuk berolahraga sebelum bekerja atau menjalankan tanggung jawab sehari-hari,” ujarnya.
“Di sisi lain, tidur lebih lama dapat mempersempit waktu untuk aktivitas fisik, terutama di tengah jadwal yang padat,” tambahnya.
Meskipun studi baru menunjukkan tidur kurang dari tujuh jam dapat mendorong lebih banyak aktivitas fisik keesokan harinya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat merekomendasikan orang dewasa tidur malam setidaknya selama tujuh jam.
Alih-alih mengurangi waktu tidur secara teratur hanya untuk menambah waktu bergerak, penulis studi menyarankan penggeseran waktu tidur malam menjadi lebih awal untuk memperbanyak waktu beraktivitas.
Christopher E. Kline Profesor madya di Universitas Pittsburgh yang berfokus pada hubungan antara aktivitas fisik, tidur, dan risiko kardiometabolik, mengatakan perubahan waktu tidur sebaiknya dilakukan secara bertahap.
Ia menjelaskan caranya adalah dengan meminimalkan paparan cahaya terang pada malam hari dan melakukan banyak aktivitas pada siang hari.
Ia juga menyampaikan pentingnya menjadwalkan kegiatan olahraga dan itu tidak harus dilakukan pada pagi hari. (ant/ata/iss)