Minggu, 13 Juli 2025

BEC 2025 Angkat Tema Ngelukat, Rayakan Tradisi Suku Osing Lewat Busana Spektakuler

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Banyuwangi Ethno Carnival 2025 berlangsung pada Sabtu (12/7/2025). Parade busana budaya tahunan ini berlangsung dari Taman Blambangan hingga Kantor Bupati dengan jarak 2,5 kilometer. Foto: Humas Pemkab Banyuwangi

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2025 kembali digelar pada Sabtu (12/7/2025). Parade busana budaya tahunan ini tak hanya menampilkan kostum spektakuler, tetapi juga menjadi panggung kreativitas anak-anak muda Banyuwangi yang berbakat dalam seni dan desain.

Pembukaan parade dimeriahkan oleh kehadiran Firsta Yufi Amarta Putri Putri Indonesia 2025, yang baru saja meraih gelar Miss Supranational Asia & Oceania 2025 di ajang internasional Miss Supranational di Polandia.

Firsta tampil memukau mengenakan busana rancangan desainer lokal Deny Arthara, bertema “Sayu Wiwit – Burning Women’s Spirit”, yang mengangkat heroisme tokoh pahlawan perempuan Banyuwangi.

Setelahnya, ratusan penari Gandrung dan pertunjukan sendratari menyampaikan tema utama BEC 2025, yaitu Ngelukat: Usingnese Traditional Ritual.

Tema ini menggambarkan fase-fase kehidupan masyarakat Suku Osing — suku asli Banyuwangi — mulai dari sebelum lahir hingga meninggal dunia.

Setiap fase kehidupan diterjemahkan ke dalam rancangan busana yang indah dan penuh makna, hasil karya para desainer muda lokal. Terdapat kostum bertema selapan (ritual hamil tujuh bulan), mudun lemah (upacara bayi turun tanah), sunatan, hingga pernikahan adat.

“Setiap tradisi itu menghubungkan manusia dengan Tuhan, alam, dan leluhur. Ngelukat bukan sekadar ritual, tetapi simpul budaya dan spiritual yang menyatu dalam kehidupan masyarakat,” ujar Ipuk Fiestiandani Bupati Banyuwangi.

“Dengan pertunjukan ini, Banyuwangi menunjukkan bahwa budaya tidak untuk ditinggalkan, melainkan untuk dikuatkan, didaur ulang, dan dihidupkan kembali secara kreatif,” tambahnya.

Parade busana spektakuler berlangsung dari Taman Blambangan hingga Kantor Bupati dengan jarak 2,5 kilometer. Peserta berasal dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga dewasa, menampilkan beragam interpretasi tema Ngelukat.

Beberapa wisatawan mancanegara yang sedang berkunjung ke Banyuwangi pun ikut meramaikan parade.

Salah satunya Diego Manuel wisatawan asal Peru. Ia bahkan turut berjalan di atas catwalk mengenakan kostum pengantin Osing.

“Saya sangat senang bisa ikut parade ini dan mengenakan busana etnik Banyuwangi. Ini mirip dengan karnaval di Rio de Janeiro,” ujarnya. (saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Minggu, 13 Juli 2025
25o
Kurs