Kamis, 17 Juli 2025

Race Management Tepat Jadi Kunci Keberhasilan Event Lari

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Seseorang laki-laki yang sedang berolahraga lari. Foto: Getty Images

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya pernah menyampaikan keinginannya untuk menjadikan Kota Pahlawan sebagai destinasi sport tourism dunia. Menurutnya, event-event olahraga kelas dunia harus semakin sering digelar di Surabaya.

Penyelenggaraan berbagai event tersebut, kata Eri, bisa memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi kota dan sekaligus meningkatkan citra Surabaya.

Secara tidak langsung, Surabaya jadi semakin dikenal sebagai salah satu tujuan utama dalam sport tourism di Indonesia. Maka, tidak heran jika kini banyak event olahraga yang digelar di Surabaya, termasuk berbagai event lari.

Penyelenggara event lari pun berasal dari berbagai kalangan, mulai dari institusi pemerintah, BUMN, perbankan dan lembaga keuangan, hingga sektor swasta.

Namun, lari bukan hanya soal garis start dan finish. Sebuah event olahraga, khususnya event lari, harus dirancang dengan cermat agar dapat mendatangkan ribuan wisatawan.

Event lari tidak hanya mengutamakan siapa yang tercepat, tetapi juga bagaimana pengalaman peserta dan penonton saat mengikuti acara tersebut.

Agam Indrianto Race Director Irace Management mengatakan, olahraga lari sedang digemari masyarakat belakangan ini. Ada banyak event lari yang digelar di Indonesia, termasuk Surabaya. Namun, di sisi lain, ada banyak pula event yang kurang bisa mem-provide peserta secara maksimal.

Concern saat ini dari teman-teman pelari adalah kenyamanan. Kenyamanan itu dalam artian event lari itu dari flow-nya pelari dari registrasi, pengambilan race pack collection, hingga start, kemudian di water station, hingga setelah finis itu alurnya ke refreshment seperti apa,” kata Agam dalam program Wawasan Radio Suara Surabaya, Rabu (16/7/2025).

Menurutnya, refreshment dan garis start/finis adalah area bisa dibilang area suci untuk pelari.

“Tidak boleh ada orang lain atau pelari yang sudah keluar dari area itu, kemudian masuk kembali ke area itu. Itu harus steril,” tegasnya.

Dia melanjutkan, refreshment adalah area yang menyediakan buah-buahan, makanan, minuman, hingga medali untuk para peserta event lari.

“Nah, harapannya yang masuk ke situ adalah orang-orang yang benar-benar peserta. Jadi, tak ada orang lain yang bukan peserta atau yang tidak ada bernomor BIB itu masuk ke area situ. Itu yang harus kita jaga,” tegasnya.

Kemudian, sistem registrasi juga sangat penting untuk memastikan kelancaran acara.

“Di event besar, biasanya ada sistem balot untuk menghindari tumpukan peserta yang mendaftar secara bersamaan, yang bisa menyebabkan masalah pada website,” katanya.

Lebih lanjut, Agam juga menyorot pentingnya sistem pembayaran yang efisien, dengan menggunakan payment gateway yang memungkinkan peserta untuk langsung terdaftar setelah melakukan pembayaran.

Selain itu, race management tidak hanya melibatkan penyelenggara dan marshal, tetapi juga melibatkan pihak-pihak lain seperti kepolisian dan pemerintah daerah setempat.

“Marshal bukan hanya bertugas untuk mengarahkan peserta, tetapi mereka harus memiliki pengetahuan tentang alur komunikasi. Misalnya, jika ada peserta yang kolaps, mereka harus tahu apa yang harus dilakukan dan siapa yang harus dihubungi. Kecepatan dan ketepatan dalam menangani situasi darurat sangat penting,” paparnya.

Penting juga untuk menjamin kebutuhan hidrasi pelari diperhatikan dengan baik. Kekurangan air minum dapat berujung pada dehidrasi hingga heatstroke, yang berbahaya bagi kesehatan pelari.

Oleh karena itu, menghitung kebutuhan hidrasi berdasarkan jumlah peserta dan jarak tempuh menjadi bagian penting dari race management.

“Selain itu, kita harus memastikan peserta tidak memiliki penyakit bawaan yang bisa membahayakan mereka saat berlari. Mereka juga harus cukup beristirahat sebelum acara, agar kondisi tubuh mereka siap untuk menghadapi tantangan,” imbuhnya.

Diakui oleh Agam, race management dan event organizer (EO) memiliki peran yang berbeda dalam penyelenggaraan event lari.

Kalau EO lebih berfokus pada aspek hiburan dan kegiatan di luar perlombaan, race management bertanggung jawab untuk melihat acara dari sudut pandang pelari. Kolaborasi antara kedua pihak ini sangat dibutuhkan untuk menciptakan event yang sukses.(dis/saf/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Kamis, 17 Juli 2025
25o
Kurs