Sabtu, 19 Juli 2025

Alasan Vaksin Polio Jadi Syarat Jemaah Berangkat Ibadah Haji Tahun Ini

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Vaksinasi. Foto: Freepik

Para pakar mengemukakan alasan vaksin polio menjadi salah satu syarat vaksinasi bagi calon jemaah sebelum berangkat ibadah haji pada tahun ini.

“Kenapa tahun ini vaksin polio dilakukan pada jemaah haji kita? Karena kita melaporkan kasus yang namanya Vaksin Derived Polio Virus (VDPV),” kata Prof. Tjandra Yoga Aditama Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam temu media di Jakarta, Rabu (16/7/2025), yang dikutip Antara.

Tjandra menjelaskan keputusan pemerintah untuk menyediakan vaksin polio bagi jemaah merupakan bentuk respon dari kebijakan Arab Saudi yang mewajibkan para pelaku perjalanan dari Indonesia mengikuti vaksinasi polio per Maret 2025.

Pemerintah Indonesia juga melaporkan adanya temuan kasus VDPV yang merupakan salah satu virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan, terutama pada kelompok rentan seperti lansia. Kasus-kasus itu ditemukan di daerah seperti Aceh dan Tasikmalaya.

“Maka menurut regulasi kesehatan internasional, kalau ada satu negara (yang terjangkit penyakit), maka orang dari negara itu ketika bepergian ke negara lain menurut aturan harus divaksin,” ujar dia.

Endy M. Astiwata Ketua Bidang Kesehatan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (AMPHURI) menambahkan keputusan yang diambil pasti didasari oleh data-data perkembangan kasus yang dipantau oleh pemerintah.

Sebagai salah satu asosiasi yang menyoroti penyelenggaraan haji dan umroh, dia menyebut AMPHURI terus memperluas edukasi dan sosialisasi terkait pentingnya vaksinasi yang dianjurkan oleh pemerintah. Selain itu, AMPHURI juga ikut mengawasi agar tidak ada pihak-pihak yang melakukan kecurangan seperti membeli kartu kuning vaksinasi.

“Itu kita awasi betul, jangan sampai seperti itu. Karena kita ingin ini bukan hanya sekadar formalitas, tapi, juga proteksi,” ucap Endy.

Dia juga meminta masyarakat tidak melihat vaksinasi polio sebagai beban, tapi, sebagai tindakan melindungi diri dari penyakit-penyakit menular selama beribadah.

Dirga Sakti Rambe Vaksinolog ikut mengatakan orang-orang yang masuk dalam kelompok rentan seperti anak-anak, lansia maupun penderita komorbid harus menjadi pihak yang mendapatkan vaksinasi lebih dulu. Kelompok rentan tetap bisa mengikuti vaksinasi selama kondisinya stabil, tenang dan tidak dalam kekambuhan.

“Jadi, jangan dibalik-balik ya, walaupun dia punya riwayat jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), segala macam, selama dia dalam kondisi stabil, tenang, maka dia boleh bahkan sangat penting untuk divaksinasi,” kata Dirga.

Dirga ikut menekankan bahwa vaksinasi bukan sekadar formalitas karena dapat melindungi kesehatan jemaah selama beribadah dari penyakit yang sering ditemukan di Arab Saudi seperti meningitis, pneumonia atau RSV.(ant/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 19 Juli 2025
24o
Kurs