
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mendesak agar segera diberi akses masuk ke Jalur Gaza, Palestina, menyusul penumpukan bantuan kemanusiaan yang belum bisa disalurkan.
Lewat pernyataan resmi di media sosial X, Sabtu (19/7/2025), UNRWA menyebutkan mereka memiliki cukup persediaan makanan untuk seluruh populasi Gaza selama tiga bulan. Bantuan tersebut kini tersimpan di berbagai gudang, termasuk di Al Arish, Mesir, dan masih menunggu izin masuk.
“UNRWA memiliki cukup makanan bagi seluruh populasi Gaza selama tiga bulan yang menumpuk di gudang penyimpanan, termasuk di Al Arish, dan menunggu diizinkan masuk,” tulis badan PBB tersebut seperti dikutip Anadolu.
Meski sudah siap dengan sistem logistik dan distribusi, UNRWA mengungkapkan hingga kini mereka masih diblokir masuk ke wilayah Gaza.
“Buka gerbangnya, akhiri pengepungan, izinkan UNRWA melakukan tugasnya dan menolong mereka yang membutuhkan, termasuk di antaranya 1 juta anak-anak,” tegas UNRWA dalam seruan terbukanya.
Menurut laporan UNRWA dan otoritas setempat, lebih dari 58.000 warga Palestina di Gaza tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak, akibat agresi militer Israel yang masih berlangsung. Jumlah korban terus bertambah seiring dengan serangan dan kelaparan yang melanda wilayah padat penduduk itu.
Sejak 2 Maret 2025, Israel melakukan blokade penuh terhadap akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Akibatnya, lebih dari 2 juta penduduk Palestina di wilayah tersebut mengalami krisis akut karena terputus dari makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Pada akhir Mei, Israel akhirnya mengizinkan sebagian kecil bantuan masuk ke Gaza. Namun, bantuan itu tidak disalurkan melalui UNRWA, melainkan melalui Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah organisasi yang dikendalikan langsung oleh militer Israel dan telah menuai kontroversi.
Sejumlah laporan menyebutkan insiden kerusuhan dan penembakan terjadi di pusat distribusi GHF, mengakibatkan ratusan warga Gaza tewas saat berebut bantuan yang sangat terbatas.(bil/rid)