Minggu, 27 Juli 2025

Cegah Anak Bosan, BKKBN Rutin Ganti Variasi Menu Dapur Sehat di Kampung KB

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Bonivasius Prasetya Ichtiarto Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Kemendukbangga/BKKBN saat mengunjungi Kampung KB Kolaka, Kelurahan Jatirejo, Kota Semarang, Jumat (25/7/2025) malam. Foto: Antara

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN rutin mengganti variasi menu di Dapur sehat atasi stunting (Dashat) yang ada di setiap kampung Keluarga Berkualitas (KB) untuk mengatasi stunting dan mencegah agar anak tidak bosan.

“Jadi, kita mengedukasi keluarga melalui variasi menu agar anak tidak bosan. Meskipun Dashat belum ada di semua desa dan kelurahan, seluruh Tim Pendamping Keluarga (TPK) kita arahkan untuk mengganti menu secara rutin. Dan sebagian besar anak-anak juga suka menunya,” kata Bonivasius Prasetya Ichtiarto, Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Kemendukbangga/BKKBN di Kota Semarang, Jumat (25/7/2025) malam.

Melansir Antara, perubahan variasi menu ini diutamakan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang berisiko stunting, dengan bahan makanan tinggi protein dan lemak sehat.

Salah satu contoh menu yang diberikan yaitu nasi tim dengan ikan kuah kuning, yang terlihat dinikmati oleh para balita saat kegiatan berlangsung.

Selain ikan, variasi menu lain yang disiapkan setiap hari antara lain sop ayam, sop ikan, dan olahan bergizi lainnya. BKKBN juga mendorong pemanfaatan bumbu alami seperti sari kepala udang, ayam, dan daging, menggantikan penggunaan penyedap buatan atau MSG.

Saat ini, dari total 72.000 Kampung KB di Indonesia, sekitar 48.000 di antaranya telah memiliki kelompok kerja Dashat. Ke depan, seluruh kampung akan difasilitasi pendirian Dashat dengan dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK).

“Program ini belum sepenuhnya didukung di semua wilayah. Tapi kalau terbukti berhasil, akan diperluas ke seluruh kelurahan. Kita juga harus pastikan makanan yang diberikan dikonsumsi langsung oleh anak-anak, bukan anggota keluarga lain,” tegas Bonivasius.

Dwi Sayekti Kadarini Ketua Rumah Data Kependudukan Kelurahan Jatirejo, menambahkan bahwa bahan pangan untuk Dashat juga diambil dari sumber lokal.

Telur misalnya, berasal dari Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB), yang dibagikan sebulan sekali kepada balita rawan stunting oleh PKK kelurahan.

Selain itu, warga juga diajak melakukan budidaya ikan lele di galon bekas untuk mendukung ketahanan gizi keluarga secara mandiri.

Upaya mengganti variasi menu ini menjadi bagian penting dari strategi pencegahan stunting, sekaligus memperkuat peran Kampung KB sebagai pusat edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam membentuk generasi sehat dan berkualitas. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Minggu, 27 Juli 2025
32o
Kurs