Minggu, 27 Juli 2025

Indonesia Diminta Segera Jalankan Shuttle Diplomacy Terkait Perang Thailand-Kamboja

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ahmad Khoirul Umam Direktur Pascasarjana Studi Hubungan Internasional Universitas Paramadina. Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Konflik bersenjata yang kini terjadi antara Thailand dan Kamboja menjadi ujian serius bagi sentralitas ASEAN dalam menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara. Eskalasi ketegangan yang melibatkan penggunaan sistem persenjataan modern ini dinilai sebagai ancaman nyata terhadap perdamaian yang selama ini dijaga sejak akhir Perang Dunia II dan Perang Dingin.

Ahmad Khoirul Umam Direktur Pascasarjana Studi Hubungan Internasional Universitas Paramadina menilai ASEAN harus segera bertindak untuk mencegah konflik semakin meluas. Ia menekankan pentingnya peran Indonesia dan Malaysia sebagai negara berpengaruh di kawasan.

“Peran Indonesia sebagai saudara tua di ASEAN, serta kepemimpinan Malaysia saat ini, sangat penting untuk mendorong Thailand dan Kamboja menahan diri dan kembali ke meja perundingan,” ujar Umam dalam keterangannya, Sabtu (26/7/2025).

Menurutnya, Indonesia sebaiknya segera menghidupkan kembali diplomasi antar negara seperti yang pernah sukses dilakukan pada tahun 2011 di masa Susilo Bambang Yudhoyono Presiden. Saat itu, Indonesia berhasil menjadi penengah dalam konflik serupa antara dua negara tersebut.

“Pemerintahan Prabowo Subianto Presiden perlu segera mendorong Menlu Sugiono untuk melakukan shuttle diplomacy, menemui masing-masing pihak, dan mendorong penahanan diri. Dalam waktu yang sama, ASEAN juga harus menawarkan kehadiran observer, termasuk kemungkinan keterlibatan pasukan penjaga perdamaian dari negara-negara ASEAN,” jelasnya.

Langkah cepat dan terkoordinasi, lanjut Umam, menjadi kunci untuk menahan eskalasi konflik. Ia mendorong ASEAN segera menyusun skema genjatan senjata, merumuskan resolusi, dan menentukan timeline penyelesaian konflik.

“Ini sangat mendesak untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan, karena perdamaian adalah fondasi penting bagi pembangunan ekonomi dan kemajuan Asia Tenggara secara keseluruhan,” pungkasnya.(faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Minggu, 27 Juli 2025
33o
Kurs