
Yannes Kurniawan General Manager ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang menjelaskan antrean truk di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Ia menyebut, permasalahan ini berawal karena terbatasnya jumlah kapal yang diperuntukkan untuk mengangkut truk dengan tonase besar di atas 35 ton, setelah adanya evaluasi dan rekomendasi usai tenggelamnya KMP Tunu Pratam Jaya.
“Awalnya hanya dua kapal di LCM. Berangsur bertambah jumlahnya sesuai rekomendasi KSOP. Saat ini ada tujuh kapal di LCM yang idealnya sembilan kapal,” terang Yansen dalam keterangan yang disampaikan Pemkab Banyuwangi, Sabtu (26/7/2025).
Dalam rapat koordinasi pada Sabtu, dihasilkan beberapa rekomendasi. Di antaranya, selain penambahan bantuan kapal, Pelabuhan Jangkar Situbondo yang selama ini melayani Pelabuhan Lembar Lombok NTB, diminta juga untuk melayani ke Pelabuhan Gilimanuk untuk mengurai kendaraan sejak di Situbondo.
Selain itu, kepada para operator kendaraan logistik atau pemilik truk untuk sementara menggunakan truk bertonase di bawah 35 ton.
“Kami sarankan untuk sementara agar lancar, pihak logistik menggunakan truk di bawah 35 ton,” kata Rio Polii Ketua INFA.
Mastiga Sofyan Ketua Gapasdap Banyuwangi mengusulkan agar truk sumbu tiga namun tonase di bawah 35 ton untuk bisa dilewatkan di Dermaga MB 1 hingga 4.
“Banyak truk meski jenis sumbu tiga, namun muatannya di bawah 35 ton. Jadi bisa memaksimalkan dermaga MB 1 hingga 4,” kata Sofyan.
Sementara Purgana Kepala KSOP Tanjung Wangi meminta kepada pemilik kapal segera kembali mengoperasikan kapal yang telah dilakukan perawatan
“Kami minta agar kapal yang telah dilakukan perawatan untuk segera beropersi lagi. Untuk saat ini jangan berpikiran ke profit, namun lebih pada kelancaran,” pinta Purgana. (saf/faz)