Minggu, 3 Agustus 2025

Respon Komentar Medvedev, Trump Kerahkan Dua Kapal Selam Nuklir ke Rusia

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS). Foto: Anadolu

Donald Trump Presiden Amerika Serikat mengatakan telah memerintahkan pengerahan dua kapal selam nuklir sedekat mungkin dengan Rusia, pada Jumat (1/8/2025), menyusul pernyataan Dmitry Medvedev mantan Presiden Rusia.

“Ya, mereka berada dekat Rusia,” kata Trump dalam wawancara dengan Newsmax mengenai lokasi kapal selam tersebut, yang dilansir Antara, Minggu (3/8/2025).

Trump sebelumnya mengatakan bahwa ia memerintahkan pengerahan dua kapal selam nuklir AS ke “wilayah yang tepat” di tengah meningkatnya perang kata-kata dengan Medvedev.

“Mantan presiden yang sekarang memimpin salah satu dewan terpenting Rusia, Medvedev, mengatakan beberapa hal yang sangat buruk, berbicara tentang nuklir. Dan ketika Anda menyebut kata nuklir, saya berkata Anda tahu, mata saya berbinar, dan saya berkata, ‘Kita sebaiknya berhati-hati, karena itu ancaman terbesar.’ Seharusnya dia tidak mengatakannya.” ujarnya.

“Dia suka bicara kurang ajar. Dia juga pernah mengatakan hal yang sama di masa lalu, dan kami selalu ingin siap, jadi saya telah mengirim dua kapal selam nuklir ke wilayah ini. Saya hanya ingin memastikan bahwa kata-katanya hanyalah kata-kata dan tidak lebih dari itu,” kata Trump kepada Newsmax.

Trump menegaskan kembali bahwa perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun tidak akan pernah terjadi jika ia menjadi presiden.

“Saya akan mengatakan ini: Itu adalah perang yang harus diakhiri. Itu adalah perang yang mengerikan,” katanya kepada Newsmax.

Sebelumnya pada Senin (28/7/2025), Medvedev mengecam Trump dengan memperingatkan bahwa meningkatnya tekanan presiden AS itu terhadap Kremlin terkait perang di Ukraina berisiko memicu konflik yang lebih luas, tidak hanya antara Rusia dan Ukraina, tetapi juga antara Rusia dan AS.

Dia menulis di X: “50 hari atau 10 … Dia harus ingat 2 hal: 1. Rusia bukan Israel atau bahkan Iran. 2. Setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi dengan negaranya sendiri. Jangan ikuti Joe Biden!

Unggahan itu muncul setelah Trump mengancam Rusia pada, Senin (28/7/2025), dengan sanksi dan tarif sekunder jika tidak mengakhiri perang di Ukraina dalam waktu “sekitar 10 atau 12 hari,” jauh lebih awal dari batas waktu sebelumnya.(ant/dis/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Minggu, 3 Agustus 2025
30o
Kurs