Jumat, 15 Agustus 2025

Balita 1 Tahun Alami Sejumlah Luka Saat Dititipkan Daycare di Surabaya

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
J balita 1 tahun yang mengalami sejumlah luka saat dititipkan di salah satu daycare di Surabaya. Foto: Istimewa.

Balita berusia 1 tahun inisial J asal Sidoarjo mengalami sejumlah luka diduga akibat digigit temannya saat di daycare atau tempat penitipan anak yang berlokasi di kawasan Medokan Ayu, Surabaya.

SR ayah korban menceritakan peristiwa itu terjadi pada 4 Juni 2025. Saat itu dia dan istrinya mengantar J ke daycare sekitar pukul 06.10 WIB.

Diketahui SR dan istrinya sudah menggunakan jasa daycare tersebut selama sekitar 6 bulan yang lalu atau sejak Desember 2024.

“Anak saya dititipkan di daycare seperti biasa dalam keadaan ngantuk, saya yang mengantar sendiri dan saya serahkan ke pengasuh,” katanya saat dikonfirmasi suarasurabaya.net, Kamis (14/8/2025).

Saat dititipkan, balita tersebut dalam keadaan mengantuk, sehingga langsung ditidurkan di kamar bersama seorang anak berusia 2,5 tahun yang baru dua hari dititipkan ke daycare tersebut. Pengasuh memastikan keduanya sudah tertidur saat ditinggal.

Kemudian sekitar pukul 07.15 WIB, pengasuh mendengar J menangis dari dalam kamar. Ia pun langsung masuk ke dalam untuk mengecek kondisinya.

Dari penjelasan pihak daycare, ayah korban menyebut anaknya diduga menangis karena digigit temannya dan mengalami sejumlah luka.

“Mbak F langsung melihat J di dalam kamar dan mendapati J digigit temannya anak baru,” ujarnya.

Menurut SR, luka yang dialami J cukup parah sehingga membutuhkan penanganan medis.

Pertolongan pertama yang dilakukan oleh staf daycare adalah membersihkan luka dengan diberi trombopop.

Pihak daycare kemudian menghubungi ibu korban dan menjelaskan kondisi J serta kronologinya sambil mengirim foto sejumlah luka yang dialami di bagian telinga dan di kedua pipinya.

Namun SR merasa gambar yang dikirim pihak daycare seolah-olah diberi filter sehingga luka yang dialami anaknya tidak nampak begitu jelas.

“Saya juga diberi gambar anak saya yang terluka namun kamera seperti diberi filter sehingga bekas luka tampak tidak parah,” tuturnya.

Kemudian SR membawa J ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan serta dilakukan penanganan medis untuk membersihkan bekas luka.

“Saat membersihkan luka anak, perawat bilang bahwa anak saya trauma karena berteriak- teriak saat hendak dibersihkan lukanya: Setelah itu diberi kasa steril, lalu dokter memberi resep obat antibiotik, obat nyeri, dan salep wajah gentamicine,” ucapnya.

Kemudian pihak daycare memberi kontak orangtua anak yang diduga menggigit J. Istri SR kemudian menghubunginya lewat telepon.

Dalam telepon itu, orangtua anak tersebut tidak percaya anaknya melukai J dengan cara menggigit dan menjelaskan bahwa anaknya memiliki kecenderungan mengigau dan gemas dengan cara mencubit.

“Saya Telpon orangtua tersebut dan marah-marah. Orangtua tidak percaya anaknya melakukan hal tersebut. Dia bilang anaknya hanya suka ngelindur dan gemes dengan cara mencubit,” ungkapnya.

“Orangtua minta bertemu di daycare supaya jelas hari ini. Padahal luka anak saya berpotensi menimbulkan bekas permanen di wajah, minta bertemu di daycare padahal jarak rumah saya dengan daycare tidak dekat, dengan posisi anak sakit,” sambungnya.

Di sisi lain SR menilai pihak daycare lalai melakukan pengawasan sehingga kejadian tersebut dialami anaknya.

“Saya menelpon pemilik daycare untuk meminta penjelasan. Daycare defence (membela) dan bilang ini hanya ditinggal sebentar dan tidak pernah ada kejadian seperti ini. Terlapor bilang tidak ada CCTV karena konsep daycare-nya rumahan, padahal tidak sesuai SOP,” katanya.

Bahkan lanjut SR, pihak daycare tidak menanyakan kondisi balitanya setelah mengalami kejadian tersebut dan mempersilahkan dirinya untuk ganti ke daycare lain apabila sudah tidak cocok.

“Terlapor tidak menanyakan keadaan anak saya dan sibuk membela diri. Terlapor juga bilang jika anak yang berbahaya akan dikeluarkan, dan mempersilahkan saya jika tidak cocok lagi boleh tidak titip ke daycare,” tuturnya.

Kemudian pada malam harinya J mengalami demam dan dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD). SR kemudian meminta surat keterangan medis mengenai kondisi anaknya.

Keesokan harinya, SR melaporkan pemilik daycare karena diduga telah lalai menjaga anaknya. Laporan itu telah diterima SPKT Polda Jatim dengan nomor LP/B/789/VI/2025 /Polda Jawa Timur tertanggal 5 Juni 2025.

“Besoknya itu saya lapor ke Polda minta divisum sekalian. Jadi visumnya itu H+2 setelah kejadian. Waktu visum itu sudah di foto semua ternyata baru ditemukan, saya baru sadar itu, di punggungnya ada (luka) dan di lengannya juga ada. Karena saya fokusnya waktu itu di wajah. Jadi punggung sama lengan itu ada,” ungkapnya.

Sementara itu, AKBP Ali Purnomo Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim mengatakan saat ini kasus tersebut masih diselidiki. Pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap delapan orang saksi.

“Sedang penyelidikan. 8 (saksi yang sudah diperiksa),” ucap Ali.(wld/ham)

Berita Terkait

TERKINI POPULER TERPILIH
Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Jumat, 15 Agustus 2025
25o
Kurs