Jumat, 15 Agustus 2025

Kampung Pancasila yang Dilaunching Pemkot Surabaya Satukan Program OPD Jadi Satu Wadah

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Irvan Widyant (kiri) Kepala BPDB yang juga Ketua Satgas Pancasila Kota Surabaya bersama Camat Pabean Cantian, Tambaksari, dan Genteng waktu mengisi program Semanggi Suroboyo di Suara Surabaya, Jumat (15/8/2025). Foto: Billy suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya resmi meluncurkan Kampung Pancasila, pada Senin (11/8/2025) lalu, sebuah program penyempurnaan berbagai kegiatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang sebelumnya berjalan sendiri-sendiri.

Program ini dibentuk untuk memperkuat kolaborasi pemerintah dan masyarakat, dengan empat pilar utama yakni lingkungan, kemasyarakatan, ekonomi, dan sosial budaya.

Dalam Satgas Kampung Pancasila, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya dan Armuji Wakil Wali Kota bertindak sebagai pengarah. Sementara ketua satgasnya, yakni Irvan Widyanto Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, yang dibantu masing-masing camat sebagai pengarah di tingkat RW.

Dalam program Semanggi Suroboyo di Suara Surabaya, Jumat (15/8/2025), Irvan menjelaskan kalau program ini merupakan penyatuan dari berbagai program OPD berbasis masyarakat yang selama ini berjalan terpisah, kini dilebur jadi satu wadah.

“Jadi, di Kampung Pancasila ini sebetulnya sudah dilaksanakan setiap hari oleh teman-teman camat, lurah, Pak RT, Pak RW, dan semua elemen masyarakat. Yang dulunya OPD punya program berjalan sendiri-sendiri, ini dijadikan satu wadah menjadi Kampung Pancasila,” kata Irvan.

Irvan mencontohkan, program seperti Green and Clean milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kampung ASI, Kampung Emas, dan Kampung Bebas Rokok milik Dinas Kesehatan (Dinkes), kini tergabung dalam Kampung Pancasila dan terbagi menjadi empat sektor.

“Ada sektor lingkungan dikomandani Kepala DLH, sektor kemasyarakatan oleh Kasatpol PP, sektor ekonomi oleh Kadis Koperasi, dan sektor sosial budaya oleh Kadinkes. Ketua RW langsung menjabat sebagai Ketua Satgas Kampung Pancasila di level RW,” jelasnya.

Irvan juga menekankan bahwa filosofi program ini adalah kolaborasi bukan hanya antar-OPD. “Tapi juga antar-ASN, antar-warga, dan warga dengan Pemkot. Semangatnya adalah gotong royong,” ujarnya.

Adapun untuk memantau kinerja kampung, kata Irvan, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan aplikasi Sayang Warga.

Nantinya, Ketua RW dan RT akan mendapat akun untuk melakukan self-assessment dengan mengisi kuisioner, yang hasilnya akan dikategorikan menjadi pemula, berkembang, atau maju.

“Dari nilai itu kita kategorikan. Kalau dulu ada lomba khusus lingkungan, sekarang jadi Lomba Kampung Pancasila dengan parameter utuh, bukan hanya satu sektor,” kata Irvan.

Kemudian ASN pendamping yang jumlahnya 6.600-an akan mengawal proses ini, dengan diterjunkan ke 1.360 RW untuk memastikan pengisian data tepat, dan memberikan rekomendasi ke OPD jika ditemukan masalah.

“Kalau RW belum punya pemilahan sampah, DLH harus turun memberi pembinaan. Kalau ada warga tidak mampu, dicari solusinya bersama warga yang mampu,” jelasnya.

Adapun dalam program ini, terdampat empat pilar penilaian Kampung Pancasila, yakni Lingkungan terdiri pemilahan sampah, bank sampah, ekonomi sirkular; Kemasyarakatan terdiri dari siskamling, jam malam, mitigasi bencana; Ekonomi yag terdiri dari UMKM, pengangguran usia produktif; dan Sosial Budaya terdiri dari stunting, gizi buruk, anak putus sekolah, program pendidikan.

Program ini juga memiliki sistem lomba, namun Irvan menegaskan bahwa lomba hanyalah bentuk apresiasi, bukan tujuan utama. “Hadiah hanya stimulus. Tujuan sebenarnya adalah kampung berdaya dan gotong royong,” tutup Irvan.

Pada kesempatan yang sama, tiga camat juga hadir yakni Camat Pabean Cantian, Tambaksari, dan Genteng yang menyambut baik program tersebut.

Muhammad Januar Rizal Camat Pabean Cantian menyebut keberagaman warganya yang terdiri dari berbagai etnis, bisa hidup rukun.

“Kami ada empat suku, ada Madura, Jawa, Sulawesi, Cina, ada Arab. Semua guyup rukun, tidak ada gontok-gontokan. Persatuan Indonesia itu ada di sini,” ujar Rizal.

Ia menegaskan, Kampung Pancasila adalah sebuah upaya bersama agar kampung bersih, aman, dan sejahtera.

“Pemerintah butuh warga, warga butuh pemerintah. Pak RW dan RT setiap hari tahu kondisi wilayahnya, mana yang kotor, mana yang bersih, dan bergerak untuk memperbaiki,” tambahnya.

Sementara Yudi Eko Handono Camat Tambaksari, mengatakan bahwa program ini sebenarnya bukan hal baru, karena sebagian besar sudah dilakukan warga.

“Yang biasa kita kerjakan sekarang lebih tertata. Karena dijadikan satu dan dimasukkan ke aplikasi, jadi bisa terdata dan termonitor,” kata Yudi.

Ia memastikan tidak ada keberatan dari RW atau RT atas hadirnya program tersebut. “Mereka sudah biasa akses Sayang Warga, hanya sekarang ada pendamping ASN sebagai fasilitator,” jelasnya.

Terakhir, Muhammad Aries Hilmi, Camat Genteng, menyebut Kampung Pancasila sebagai cara untuk menggelorakan kembali nilai-nilai Pancasila.

“Kampung Pancasila ini menggelorakan nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Ini jadi etalase untuk meniru praktik baik dari kampung-kampung yang sudah jalan,” ujarnya.

Menurutnya, aplikasi dan self-assessment memudahkan monitoring.

“Kalau RT bilang bersih tapi RW bilang kotor, ASN pendamping turun mengecek. Kalau kotor, langsung diagendakan kerja bakti. Kolaborasi ini yang membuat monitoring lebih bagus,” jelas Aries. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Jumat, 15 Agustus 2025
32o
Kurs