
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sapi di peternakan Jawa Timur, Taman Safari Indonesia (TSI) Prigen dengan dukungan PT Smelting melakukan revitalisasi genetik sapi Bali dengan banteng Jawa.
Revitalisasi genetik itu, untuk mengembalikan serta meningkatkan kualitas genetik suatu populasi atau organisme yang mengalami penurunan kualitas akibat berbagai faktor.
“Penelitian masih berjalan, hasil dari data yang kami peroleh, pertumbuhan bobot badan per minggu rata-rata 5,6 kg pada 15 minggu pertama, sehingga pada usia 1 tahun, terlihat sapi bali dengan jumlah 3 ekor dan sapi hasil revitalisasi sejumlah empat ekor, 71 kg dan 137,5kg,” kata drh.Yohana Tri Hastuti, MM, Animal Health Manager Taman Safari Indonesia, pada Selasa (19/8/2025).
Hasil revitalisasi genetik tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa kenaikan bobot sapi pada umur satu tahun mencapai 1,9 kg lebih berat.
Langkah tersebut, menurutnya jadi tonggak penting dalam upaya pelestarian plasma nutfah asli Indonesia sekaligus meningkatkan produktivitas peternakan masyarakat.
Erika Silva VP of Governmental/External Affairs PT Smelting menambahkan, kolaborasi program konservasi yang telah berjalan sejak 2022 itu, bertujuan untuk memulihkan kualitas genetika sapi bali yang mengalami penurunan akibat in-breeding dan seleksi negatif.
Melalui inseminasi buatan menggunakan semen banteng jawa, pihaknya berharap sapi bali kembali memiliki kualitas fisik dan bobot seperti leluhurnya.
“Untuk tahap awal, kami berikan 3 sapi bali betina hasil revitalisasi untuk dikembangkan di masyarakat. Kolaborasi ini adalah wujud nyata sinergi antara lembaga konservasi, industri, akademisi, dan masyarakat. Harapannya, sapi baliunggul hasil revitalisasi ini dapat menjadi aset berharga bagi keberlanjutan peternakan di Indonesia,” ucapnya.
Upaya itu, lanjut dia, merupakan salah satu langkah pelestarian sekaligus untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan pemberdayaan ekonomi peternak, khususnya di area Jatim.
Program tersebut menurutnya, sejalan dengan salah satu fokus Asta Cita Prabowo Subianto Presiden di bidang ketahanan pangan, sekaligus menjadi contoh praktik dalam pemanfaatan teknologi reproduksi untuk pelestarian sumber daya genetik asli Indonesia.
“Dukungan kami mencakup penyediaan peralatan riset, pakan, pembangunan fasilitas kandang, serta pengadaan sapi bali asli terverifikasi dari Provinsi Bali,” imbuhnya.
Sejak dimulai, program tersebut telah menghasilkan 7 ekor sapi bali hasil revitalisasi genetik, yang siap dikembangkan kembali oleh para peternak di berbagai daerah.
Hasil revitalisasi genetik tersebut, diberikan kepada masyarakat peternak binaan PT Smelting, pada Selasa (19/8/2025). Secara Simbolis, serah terima 3 sapi bali dilakukan di TSI Prigen dengan dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Jatim, perwakilan Kementerian Kehutanan (Dirjen KSDAE), dan juga akademisi perguruan tinggi kedokteran hewan dari Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Pertanian Bogor (IPB). (ris/saf/ipg)