Sabtu, 29 November 2025

Di Tengah Perundingan Damai, Israel Rencanakan Serangan ke Gaza

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Warga memindahkan bayi setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, pada Minggu (18/5/2025). Foto: Antara

Tentara cadangan Israel mulai menerima panggilan terkait rencana pendudukan Kota Gaza, meskipun Hamas telah menerima usulan gencatan senjata yang diserahkan Mesir dan Qatar. Informasi itu dilaporkan media lokal Gaza pada Selasa (19/8/2025) kemarin.

Penyiar Channel 12 mengatakan, pasukan Israel telah mengeluarkan perintah darurat yang disebut “Order 8” kepada tentara cadangan untuk melakukan operasi menduduki Kota Gaza.

DIlansir dari Antara, laporan itu mengatakan puluhan ribu tentara cadangan diperkirakan akan dipanggil dalam beberapa hari ke depan. Eyal Zamir Kepala militer juga memperpanjang masa tugas prajurit cadangan yang saat ini bertugas.

Media itu menambahkan, langkah militer baru tersebut merupakan persiapan untuk kemungkinan pendudukan Kota Gaza.

Channel 12 menekankan, perundingan mengenai pertukaran tahanan dengan Hamas kemungkinan terjadi di tengah serangan, dan militer Israel tidak akan berhenti hingga perjanjian tercapai dan ditandatangani.

Selasa (19/8/2025) pagi, Zamir menguraikan rencana invasi, termasuk meningkatkan kekuatan pasukan Israel di Gaza utara.

Pada 8 Agustus, Kabinet Israel menyetujui rencana Benjamin Netanyahu Perdana Menteri untuk menduduki kembali Jalur Gaza secara bertahap, dimulai dengan Kota Gaza.

Rencana tersebut mencakup pemindahan sekitar 1 juta warga Palestina dari Kota Gaza ke selatan, diikuti dengan pengepungan kota dan penyerbuan ke permukiman.

Sebagai bagian dari upaya itu, tentara melancarkan serangan besar-besaran pada 11 Agustus di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza.

Serangan tersebut mencakup penghancuran rumah-rumah dengan robot jebakan, tembakan artileri, tembakan acak, dan pemindahan paksa.

Persiapan Israel terus berlanjut meskipun ada perundingan gencatan senjata tidak langsung dengan kelompok Palestina Hamas, yang telah menyetujui penangguhan operasi militer selama 60 hari berdasarkan proposal yang diajukan oleh Mesir dan Qatar.(ant/dis/ham/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Sabtu, 29 November 2025
26o
Kurs