
PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) kembali menegaskan komitmennya dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) atau Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Komitmen itu diwujudkan melalui kegiatan sosialisasi GCG kepada para pengemudi truk, yang merupakan mitra utama dalam operasional terminal petikemas. Sosialisasi digelar pada, Rabu (20/8/2025), di Area Parkir Ekspor TPS.
Ada tiga fokus utama yang menjadi fondasi penguatan tata kelola perusahaan. Pertama, pengenalan kembali Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik sebagai panduan operasional bagi seluruh pihak yang terlibat di lingkungan TPS.
Kedua, pemahaman tentang Whistleblowing System (WBS) yang memberikan akses aman dan rahasia bagi individu untuk melaporkan dugaan pelanggaran. Ketiga, penjelasan mekanisme penanganan laporan kendala operasional agar penyelesaian masalah di lapangan bisa lebih cepat dan terstruktur.
Erika A. Palupi Sekretaris Perusahaan TPS, menegaskan pentingnya melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pengemudi truk, dalam penguatan budaya tata kelola perusahaan.
“Pengemudi truk adalah bagian penting dari ekosistem layanan kami. Melalui sosialisasi ini, kami ingin memastikan bahwa semua pihak memahami prinsip-prinsip GCG sesuai area tanggung jawab masing-masing, mengetahui cara melaporkan kendala maupun indikasi pelanggaran, serta merasa menjadi bagian dari budaya integritas yang terus kami bangun dan perkuat bersama,” ujar Erika dalam keterangannya yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (21/8/2025).
Sosialisasi dilakukan dengan pendekatan interaktif. Para pengemudi diberikan informasi terkait prosedur pelaporan melalui sistem whistleblowing yang menjamin perlindungan identitas pelapor, serta kanal komunikasi resmi untuk kendala operasional.
Sebagai bentuk apresiasi, TPS juga membagikan perlengkapan keselamatan kerja berupa helm dan rompi reflektif. Langkah ini menjadi bagian dari upaya perusahaan memperkuat budaya kerja yang aman, tertib, dan disiplin di lingkungan pelabuhan.
Salah satu peserta, Nanang, pengemudi truk dari PT Intra Surya Pratama, mengaku sosialisasi ini sangat bermanfaat.
“Biasanya kami hanya fokus antar-muat barang, tapi sekarang kami jadi tahu ada jalur resmi kalau ada masalah atau penyimpangan. Ini penting buat kami, supaya kerja juga merasa lebih aman dan dihargai,” ungkap Nanang.
Melalui kegiatan ini, TPS berharap kesadaran tentang pentingnya tata kelola perusahaan dan keselamatan kerja semakin tertanam, sehingga tercipta sinergi kuat antara perusahaan dan mitra kerja.
Dengan begitu, layanan logistik di TPS dapat berjalan secara transparan, profesional, dan berintegritas, mendukung terciptanya ekosistem logistik yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. (bil/ham)