
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengajak stakeholder kolaborasi merespons pengguna narkoba yang terus meningkat.
Maria Theresia Ekawati Rahayu Staf Ahli Wali Kot Surabaya Bisang Hukum, Politik, dan Pemerintahan menyebut, kolaborasi ini untuk menekan penyalahgunaan narkoba dengan dua wilayah rawan, yakni Tandes dan Benowo.
“Pemkot juga sadar kalau enggak bisa sendiri jadi harus bekerjasama berkolaborssi dengan seluruh elemen meuwjudkan Surabaya bersinar,” ujarnya dalam dialog bersama stakeholder untuk merespons penyalahgunaan narkoba pada Senin (25/8/2025).
Kombes Pol Heru Prasetyo Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya mencatat jumlah pengguna narkoba terus meningkat selama dua tahun terakhir.
Pada 2023 lalu ada 73 pengguna, lalu pada 2024 naik enam kali lipat menjadi 423 pengguna.
“Pada 2025, hingga Agustus, sudah 688 pengguna per hari ini, belum yang nanti sore,” ungkapnya.
Dita Amalia Direktur PLATO Foundation mengkritik, yang menjadi PR bersama, perlu ada rehabilitasi khusus korban NAPZA anak dan perempuan.
“Saya berharap pemerintah ada itu (rumah rehabilitasi atau shelter khusus) ya,” ungkapnya. (lta/saf/ipg)