
Polda Jatim masih mendalami aktor intelektual di balik kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah.
Kombes Pol Jules Abraham Abast Kabid Humas Polda Jawa Timur menyebut, dari seluruh pelaku yang sudah diamankan belum diketahui aktor intelektual di baliknya.
Namun yang bisa dipastikan, mereka bukan pendemo, tapi massa aksi yang memang berniat rusuh.
“Penanganan yang kami sampaikan ini, massa perusuh. Ada unjuk rasa oleh mahasiswa dan komunitas lain secara damai. Ada yang dilakukan masa perusuh. Dengan maksud untuk menimbulkan kekacauan. Mengganggu situasi Kamtibmas di Surabaya,” ungkapnya, Jumat (5/9/2025).
Dalam konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya hari ini, Polda Jatim mengumumkan penangkapan pelaku kerusuhan di Surabaya.
Total ada 13 orang dari Polda Jatim yang membakar dan merusak Gedung Negara Grahadi, menjarah Gedung Negara Grahadi, menabrak anggota polisi di Pos Lantas, dan menjarah Polsek Tegalsari. Serta 33 orang yang ditangkap Polrestabes Surabaya.
Namun motif sebagian pelaku yang terungkap sementara masih terpengaruh provokasi di media sosial.
“Ada sebagian yang mengaku diajak, terpengaruh provokasi di medsos, semalam kita menangkap 2 pelaku yg diamankan trnyata pengembangan ada ajakan unjuk rasa tapi upaya kerusuhan, kekacauan, menyerang objek vital nasional,” tambahnya.
Polisi menduga ada kelompok yang berusaha menciptakan kerusuhan, tapi pihaknya masih mendalami.
“Kami akan kembangkan mudah-mudahan bisa mengungkap seluruhnya yang membuay kerusuhan di Jatim,” tegasnya.
“Kami masih butuh waktu, perlu upaya untuk mempercepat pengungkapan kasus, bukan hanya asal memberi informasi,” tandasnya. (lta/iss)