
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur memetakan, sebanyak 815 desa berpotensi dilanda bencana kekeringan musim kemarau pada 2025 ini.
Gatot Soebroto Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim menjelaskan, dari 815 desa itu, sebanyak 410.415 KK juga akan berpotensi terdampak kekeringan.
“Kita petakan untuk tahun 2025 ini, ada 815 desa yang berpotensi terjadi kekeringan dan ada 410.514 KK yang berpotensi terdampak,” ujar Gatot dikonfirmasi, Senin (8/9/2025).
Guna mengantisipasi dampak kekeringan, BPBD Jatim telah berkoordinasi dengan sejumlah pemerintah daerah untuk melalukan dropping air bersih.
Sementara itu, berdasarkan data hingga awal September ini, BPBD Jatim mencatat ada 43 desa di Jatim sudah mengalami krisis air bersih dampak dari kekeringan.
Gatot menyebut, ada sebanyak 1.566 kepala keluarga (KK) terkena dampak kekeringan. Pihaknya telah menyiapkan dropping air bersih serta peralatan terkait untuk membantu daerah yang mengalami kekeringan.
“Data hingga awal September ini, di Jawa Timur ada 43 desa di 26 kecamatan yang terdampak kekeringan. Total ada 1.566 KK yang terdampak,” kata Gatot.
Daerah yang telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan yakni di Bondowoso dan Kabupaten Mojokerto.
Gatot mengatakan, di Bondowoso ada 19 desa di 12 kecamatan yang terdampak kekeringan, kemudian di Mojokerto ada 3 desa di 2 kecamatan yang terdampak.
Selain itu, daerah yang menetapkan status siaga darurat yakni Kabupaten Pasuruan dan Bangkalan.
“Lalu ada daerah yang sudah memiliki titik kekeringan yakni di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Kediri, dan Pacitan,” tambahnya.
Gatot mengatakan Pemprov melalui BPBD Jatim telah melakukan dropping air bersih dan bantuan tandon serta jerigen di 24 titik desa yang terdampak kekeringan.
Dalam menangani fenomena kekeringan ini, Gatot berharap supaya masyarakat turut aktif dalam melaporkan titik kekeringan di sekitarnya ke BPBD setempat. Pihaknya memastikan bakal membantu titik-titik yang kekeringan dengan droping air bersih dan bantuan tandon.
“Total 1000 tandon telah di distribusi, guna kesiapsiagaan menghadapi Kemarau di Jawa Timur,” ungkapnya. (wld/saf/ipg)