
Pihak berwenang China pada Senin (8/9/2025) meluncurkan rencana untuk mempercepat integrasi kecerdasan buatan (AI) dengan sektor energi, yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan energi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung transisi negara tersebut ke arah pembangunan hijau dan rendah karbon.
Rencana tersebut, yang dirilis oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) China bersama Administrasi Energi Nasional China, menetapkan target untuk 2027 yang pada dasarnya membangun sebuah sistem inovasi untuk integrasi AI-energi dan mencapai terobosan penting dalam teknologi-teknologi yang didukung AI di sektor itu.
Melansir dari Antara, pada 2030, China menargetkan penerapan AI di sektor energi untuk mencapai tingkat terdepan di dunia secara keseluruhan, dengan sebuah mekanisme yang lebih canggih untuk mengoordinasikan daya komputasi dan pasokan listrik, menurut rencana itu.
Rencana tersebut menyerukan penggunaan AI yang lebih luas di seluruh skenario penerapan energi, termasuk jaringan listrik, energi terbarukan, dan tenaga nuklir.
Rencana itu juga menekankan terobosan dalam teknologi-teknologi utama seperti data, daya komputasi, dan algoritme, menguraikan langkah-langkah untuk mengoptimalkan mekanisme berbagi data, membangun sebuah mekanisme yang sangat terintegrasi untuk mengoordinasikan daya komputasi dan listrik, serta mendorong integrasi AI dan perangkat lunak yang lebih dalam di sektor energi.
Lebih banyak upaya diperlukan untuk meningkatkan dukungan finansial dan membantu mengembangkan talenta serbabisa yang dibekali dengan keahlian dalam sistem energi dan penerapan AI. (ant/mas/lta/ipg)