
Memanasnya situasi politik dan keamanan di Nepal mendapat perhatian serius dari Taufiq Abdullah anggota Komisi I DPR RI.
Dia mendesak pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah perlindungan menyeluruh terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Nepal, termasuk kemungkinan evakuasi jika situasi semakin memburuk.
“Kondisi di Nepal sangat mengkhawatirkan. Kami berharap keadaan segera stabil, namun pemerintah harus siap dengan skenario terburuk, termasuk evakuasi WNI jika keselamatan mereka terancam,” ujar Taufiq dalam pernyataan di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Menurut data dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kathmandu, terdapat 57 WNI yang tinggal di Nepal. Selain itu, terdapat pula 43 delegasi Indonesia yang tengah mengikuti sebuah konferensi, dua anggota TNI yang sedang menjalani pelatihan, serta 23 wisatawan Indonesia yang sedang berlibur di negara tersebut.
Taufiq menekankan pentingnya peran aktif pemerintah dalam menjalin komunikasi yang intensif dengan seluruh WNI di Nepal. Ia meminta agar KBRI senantiasa memantau kondisi di lapangan dan memastikan para WNI mendapat informasi yang jelas serta akurat mengenai situasi terkini.
“Kami mengimbau pemerintah untuk segera menyiapkan langkah-langkah darurat dan menyediakan fasilitas pendukung jika evakuasi diperlukan. Komunikasi dua arah antara WNI dan KBRI sangat penting, termasuk imbauan untuk menjauhi titik-titik kerusuhan atau kerumunan,” ujarnya.
Legislator asal Jawa Tengah ini juga mengajak seluruh WNI di Nepal untuk tetap tenang dan mematuhi arahan resmi dari KBRI. Ia yakin bahwa kerja sama antara WNI dan perwakilan pemerintah akan menjadi kunci dalam menjaga keselamatan semua pihak.
“Kepatuhan terhadap instruksi dari KBRI sangat krusial. Kami percaya pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri dan unsur terkait akan memastikan seluruh WNI dalam keadaan aman dan sehat,” tambahnya.
Situasi di Nepal sendiri terus memburuk setelah Ram Chandra Poudel Presiden resmi mengundurkan diri, menyusul krisis politik yang sebelumnya membuat Jhlanath Khanal Perdana Menteri lengser.
Hingga kini, tercatat sedikitnya 20 orang meninggal dunia dan hampir 400 lainnya mengalami luka-luka akibat konflik yang menyebar ke berbagai wilayah negara tersebut.(faz/ipg)