Sabtu, 13 September 2025

Dinas Pendidikan Jatim Evaluasi Double Track SMA, Pastikan Tetap Relevan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Dinas Pendidikan Jatim bersama perwakilan sekolah dalam monitoring dan evaluasi (monev) program double track SMA di Jatim. Foto: Dindik Jatim

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur mengukur capaian pelaksanaan program double track SMA dengan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan sejumlah sekolah di Jatim.

Aries Agung Paewai Kepala Dinas Pendidikan Jatim mengatakan, dalam monev tersebut, masing-masing satuan pendidikan memaparkan pendapatannya, mulai dari apa saja kesulitan selama menjalankan program, pemasaran, hingga langkah apa saja yang harus ditentukan untuk mengembangkan program double track ke depan.

“Program ini hadir sebagai solusi bagi lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah dan memilih bekerja atau berwirausaha,” katanya, Sabtu (13/9/2025).

Ia menjelaskan, dalam program double track terdapat tiga nilai startegis yang menjadi kunci utama, yakni penguatan kewirausahaan, pembekalan life skill abad 21 meliputi keterampilan komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan problem solving, serta penguatan karakter dan kemandirian.

“Di mana program ini juga membentuk murid percaya diri, inovatif, dan tangguh menghadapi tantangan hidup,” ucapnya.

Dalam program double track, kata dia, keterampilan yang paling dominan diajarkan pada murid adalah Multimedia, Teknik Listrik, Teknik Elektro, Tata Boga, Tata Busana, Kecantikan, dan Teknik Kendaraan Ringan. Keterampilan itu menurutnya, tidak hanya untuk menyiapkan lulusan diterima pada Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), tapi juga untuk membekali murid dalam berwirausaha.

“Menumbuhkan entrepreneurship, agar mereka bisa tangguh dalam pasar industri. Keterampilan yang sifatnya jasa, akan lebih dibutuhkan pasar. Misalnya saja tata boga, ini berkaitan dengan makanan. Tidak butuh dana banyak, mereka bisa membuka usaha di rumah bahkan bisa merekrut masyarakat sekitar jika pesanan banyak. Ini tentu juga membuka lapangan usaha bagi orang lain,” jabarnya.

Dalam monev tersebut, pihaknya meninjau produk dari tata rias, tata boga hingga teknik kendaraan. Ia menyebut, pelajar SMA sudah ada yang menerapkan keterampilannya, seperti dalam bidang jasa rias kecantikan, bahkan ada yang membuka bengkel pribadi.

Pihaknya ingin, program yang sudah berjalan sejak tahun 2018 itu bisa terus berdampak bagus pada murid sebagai bekal keterampilan praktis, kewirausahaan, serta life skill.

Untuk memastikan, program sesuai harapan, ia menyatakan pentingnya kolaborasi, seperti dengan ITS yang cukup vital untuk menyiapkan kurikulum, pelatihan guru, serta pendampingan sekolah. Kemudian Dindik Jatim, juga memastikan kebijakan, pembinaan dan dukungan anggaran.

Sementara itu, Suhartatik Kabid SMA Dinas Pendidikan Jatim menyatakan, pihaknya berkomitmen menguatkan program double track dengan digitalisasi pembelajaran dan pemasaran produk, diversifikasi keterampilan sesuai perkembangan zaman termasuk teknologi informasi, animasi, dan wirausaha digital, serta penguatan kerja sama dengan DUDI melalui teaching factory dan program magang.

Dalam monev tersebut diikuti oleh SMA pelaksana progam, yakni SMAN 1 Rejotangan, SMAN 1 Kalidawir, SMAN 1 Campurdarat, SMAN 1 Karangan, SMAN 2 Karangan, SMAN 1 Tugu, dan SMAN 1 Bendungan, SMAN 1 Pule, SMAN 1 Dongko, SMAN 1 Panggul, SMAN 1 Munjungan dan SMAN 1 Kampak.

“Secara keseluruhan, 12 sekolah peserta Monev melibatkan mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dengan jumlah antara 3 hingga 10 mitra per sekolah,” pungkasnya. (ris/saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Sabtu, 13 September 2025
29o
Kurs