Rabu, 17 September 2025

Kenali Gejala Alergi Makanan pada Anak, Jangan Abaikan Reaksi Ini

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Alergi pada anak. Foto: iStock Ilustrasi - Alergi pada anak. Foto: iStock

Dokter Endah Citraresmi spesialis anak memberikan rekomendasi bagi orang tua yang memiliki anak dengan potensi alergi makanan.

Menurut Endah, apabila anak mengalami gejala yang dicurigai diakibatkan oleh alergi makanan, ada baiknya orang tua menghentikan pemberian makanan tersebut.

“Jadi hentikan dulu bahan makanan terkait, dan kemudian lihat gejala yang ada. Apakah membaik dengan sendirinya? Kalau memang tidak membaik dan perlu bantuan tenaga kesehatan silahkan langsung segera ke IGD. karena kalau tidak ditangani mungkin anaknya menderita,” katanya dikutip dari Antara, Selasa (16/9/2025).

Pada anak yang menderita alergi makanan biasanya ada gejala penyakit yang timbul baik itu pada kondisi kulit, pencernaan, maupun pada saluran nafas.

Adapun dua reaksi yang mungkin timbul, yakni reaksi cepat yang biasanya terjadi satu jam setelah paparan makanan dan reaksi lambat yang terjadi setelah lebih dari dua jam anak terpapar makanan.

Beberapa reaksi cepat dari alergi makanan yang timbul biasanya kulit kemerahan, gatal, biduran (urtikaria), bengkak pada bagian bibir atau kelopak mata (angioderma), muntah, nyeri perut, hingga anafilaksis.

Sementara reaksi tipe lambat dari alergi makanan yang timbul biasanya kulit kering disertai gatal-gatal dan kemerahan (dermatitis atopik), diare, BAB berdarah, muntah, nyeri perut dan biasanya semua ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Endah menjelaskan, apabila gejala-gejala yang mungkin timbul akibat alergi makanan pada anak disertai dengan kondisi lain seperti sesak nafas, dehidrasi, dan penurunan kesadaran maka itu artinya anak perlu segera dibawa ke IGD.

“Selain itu, apabila anak terlihat sangat terganggu, gelisah, misalnya gatal-gatal sampai tidak bisa tidur itu harus ke IGD atau konsultasi langsung ke dokter,” katanya.

Dokter yang juga bagian dari Bidang Ilmiah Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi IDAI itu mengatakan apabila gejala yang ada dapat membaik maka orang tua dapat membuat catatan khusus atau food diary.

Ia mencontohkan apabila orang tua mencurigai anak mengalami diare setelah mengonsumsi susu sapi, maka orang tua dapat mencatat waktu maupun tanggal pemberian susu sapi tersebut. Selain itu, orang tua bisa mencatat berapa kali anak melakukan BAB dalam kondisi diare itu.

Apabila orang tua menghentikan konsumsi bahan makanan terkait dan terjadi perbaikan kondisi tubuh pada anak, hal itu juga perlu dicatat.

“Semua data tersebut harus dibawa dan dikonsultasikan ke dokter. Diskusi bersama dokter itu penting untuk menegakkan diagnosis karena tetap saja ada faktor kebetulan. Bisa saja ternyata anak tidak alergi makanan, justru ternyata gejalanya karena infeksi lain,” ujar Endah. (ant/dis/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Rabu, 17 September 2025
26o
Kurs