
Ratusan calon mahasiswa menjajaki peluang kuliah di luar negeri lewat International Education Expo Surabaya 2025, pada Minggu (21/9/2025).
Dalam International Education Expo itu, terdapat puluhan Universitas dari berbagai negara di dunia. Seluruh kampus itu, memberi informasi seputar pendidikan tinggi masing-masing.
“Animonya cukup ramai, banyak murid yang datang, baik itu anak-anak yang sudah lulus kuliah, atau pun yang memang dia masih kelas 12 mencari masa depannya,” kata Daniel Prasetyo Branch Director ICAN Education Surabaya di The Westin Hotel, Surabaya.
Melalui kegiatan itu, kata dia, calon mahasiswa bisa berdialog langsung dengan perwakilan Universitas dari berbagai negara, mulai dari Australia, Singapura, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Irlandia, Swiss, Jerman, Malaysia hingga China.
“Selain menghadirkan informasi umum, kegiatan ini juga memberikan ruang konsultasi bagi peserta. Mulai dari pemilihan jurusan, persyaratan masuk universitas, perkiraan biaya kuliah, pilihan beasiswa, hingga jalur studi terbaik yang sesuai dengan minat dan rencana karier siswa,” ujarnya.
Ia mengatakan, dalam Education Expo yang digelar selama satu hari di Surabaya itu, kampus di China dan Malaysia menjadi paling banyak dituju oleh calon mahasiswa.
“Karena memang kalau di Malaysia ini kelebihannya durasi cukup singkat, kurang lebih sekitar 3 tahun, tetapi secara ranking itu dia cukup tinggi,” ucapnya.
Sementara untuk jurusan bervariatif, mulai dari bisnis, cosmetic sains, hingga Informasi Teknologi (IT).
“Di Indonesia animo untuk study keluar negeri ini masih besar,” ucapnya.
Isai Angel Arfandi murid kelas 12 Mawar Sharon Christian School mengungkapkan bahwa dirinya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah di Taylor’s University Lakeside Campus Malaysia.
Ia mencari berbagai informasi terkait kampus yang terletak di Subang Jaya, Selangor, Malaysia itu.
“Mau ambil jurusan Internasional Bisnis S1,” katanya.
Kampus di Malaysia ia tuju untuk melanjutkan pendidikan tinggi, karena selain ia ingin tetap dekat dengan Indonesia juga karena dorongan orang tua.
“Karena orang tua juga maunya deket. Dan sebenarnya kalau ke Australia perlu visa dan sebagainya, itu susah, jadi itu juga jadi faktor,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengaku bahwa kultur di Indonesia dan Malaysia masih hampir sama. Sehingga secara adaptasi bisa dijalani dengan baik serta tetap mendapatkan kesempatan kuliah di kampus luar negeri.
“Dan untuk biaya hidupnya juga tidak terlalu expensive. Pulang pergi juga gampang, kalau orang tua mau mengunjungi juga gampang,” pungkasnya.(ris/ham)