Jumat, 26 September 2025

77 Pasar Tradisional Aktif yang Dikelola Pemkot Masih Jadi Penopang Ekonomi Surabaya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Agus Priyo Dirut PD Pasar Surya Surabaya ketika Talkshow Semanggi Suroboyo di studio Radio Suara Surabaya, Jumat (26/9/2025). Foto: M. Irfan Azhari Mg suarasurabaya.net

Pasar tradisional di Surabaya masih menjadi salah satu penopang ekonomi warga Kota Pahlawan, dengan total tercatat ada 77 pasar aktif yang tersebar di seluruh penjuru kota.

Dari jumlah itu, 64 pasar berada di bawah pengelolaan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya, sementara 13 pasar dikelola Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (Diskopumdag).

Agus Priyo Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Surya Surabaya, menjelaskan sejumlah pasar yang punya andil jadi penggerak ekonomi itu juga memiliki ciri tematik. Contohnya Pasar Bunga Kayoon yang sejak lama identik dengan bunga, dan jadi jujukan wisatawan.

“Pasar Bunga Kayoon itu kan betul-betul sudah kita kenal sudah dari zaman dahulu kala bahwa di Pasar Kayoon itu Pasar Bunga, dan sekarang juga menjadi tempat jujukan pariwisata. Apabila dari ada wisatawan asing masuk ke Surabaya pasti masuk ke Pasar Bunga Kayoon,” katanya saat mengisi program Semanggi Suroboyo, Jumat (26/9/2025).

(kiri – kanan) Febrina Kusumawati Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Agus Priyo Dirut PD Pasar Surya Surabaya, Vykka Anggradevi Kusuma Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Surabaya dalam Talkshow Semanggi Suroboyo di Suara Surabaya, Jumat (26/9/2025). Foto: M. Irfan Azhari Mg suarasurabaya.net

Selain itu, ada Pasar Blauran yang dikenal dengan kuliner tradisional seperti kare, bubur Madura, dan dawet. Lalu Pasar Kembang yang menjadi sentra jajanan basah, Pasar Pabean untuk ikan segar, Pasar Genteng yang terkenal dengan elektronik dan oleh-oleh, hingga Pasar Dupak Rukun atau pasar loak yang menjadi pusat besi tua.

Saat ini, jumlah pedagang aktif di pasar-pasar tradisional Surabaya setidaknya mencapai sekitar 12.000 orang. Menurut Agus, perputaran ekonomi terbesar ada di pasar-pasar ikonik seperti Tambakrejo, Kapasan, Genteng, dan Wonokromo.

“Kalau untuk perputaran ekonominya di setiap pasar-pasar yang besar, yang aktif, yang sedang jalan itu sudah sangat-sangat bagus,” jelasnya.

Tapi, meski masih hidup, kondisi fisik pasar tradisional tidak semuanya baik. Agus mengakui hanya sebagian yang sudah layak.

“Mayoritas dari 64 pasar itu yang bisa dikatakan baik mungkin 10 sampai 15 pasar. Yang sisanya kondisinya sedang. Ada yang kondisinya jelek juga, sekitar 20,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Vykka Anggradevi Kusuma Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Surabaya mengatakan kalau pemkot saat ini tengah fokus melakukan revitalisasi.

“Komitmen Pemerintah Kota Surabaya itu sampai dengan sekarang itu ada 13 revitalisasi pasar yang tadi disebutkan Pak Dirut. Kan ada sekitar 15 pasar yang akan terus kami tahap di tahun depan untuk melakukan revitalisasi pasar,” ujarnya.

Dia melanjutkan, beberapa pasar yang masuk program ini di antaranya Pasar Kembang, Pasar Dupak, hingga Pasar Keputren Selatan yang akan difungsikan khusus untuk ayam. Pasar Pabean juga sudah masuk daftar revitalisasi dengan konsep penataan kawasan kota lama.

Sementara Febrina Kusumawati Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya juga menambahkan, selain memperbaiki fisik pasar, Pemkot juga mendorong generasi muda untuk kembali akrab dengan pasar tradisional.

Konten kreator lokal hingga komunitas diajak untuk mengangkat potensi kuliner dan budaya pasar. Hal itu dilakukan pemkot sekaligus untuk mengedukasi masyarakat maupun pedagang.

Meski masih jadi tulang punggung ekonomi rakyat, pasar tradisional menghadapi tantangan berat di tengah modernisasi ritel dan digitalisasi belanja. Karenanya, menurut Febri, tantangan terbesar adalah soal fasilitas dan kebiasaan masyarakat.

“Parkir harus nyaman, kebersihan harus dijaga, dan pedagang juga harus konsisten buka agar pembeli tidak kecewa. Di sisi lain, pembeli jangan drive thru. Harus mau masuk, parkir, dan belanja di dalam,” tegasnya. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Jumat, 26 September 2025
32o
Kurs