Jumat, 26 September 2025

Tren Padel Menguat di Surabaya, Booking Lapangan Harus Nunggu Satu-Dua Bulan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Permainan padel di salah satu lapangan padel kawasan Citraland, Surabaya Barat, Jumat (26/9/2025). Foto: Risky suarasurabaya.net

Olahraga padel terus menunjukkan perkembangan pesat di Surabaya hingga saat ini.

Bahkan lapangan padel yang berada di kawasan Citraland, Surabaya Barat, mencatatkan antrean hingga satu hingga dua bulan untuk bisa bermain.

“Sampai hari ini pun masih banyak orang yang baru mencoba padel, baru membuat komunitas sendiri, ikut event, turnamen. Jadi untuk pemain itu banyak, masih bertumbuh,” kata Kennedy Khusnadi CEO Jungle Padel di Citraland, Surabaya, kepada suarasurabaya.net pada Jumat (26/9/2025).

Sejauh ini, kata dia, masyarakat yang bermain padel rata-rata berusia 25 sampai 45 tahun. Mereka secara bergantian bermain padel dari pukul 06.00 higga 23.00 WIB di lokasi yang memiliki total 5 lapangan tersebut.

Durasi setiap satu jamnya bermain padel di lapangan tersebut, dibanderol dengan harga Rp800.000.

“Sebenarnya semua olahraga itu sama ya, bisa mahal, bisa murah, tergantung orangnya. Kalau aksesoris juga yang Rp700 ribu ada, Rp1 juta ada, Rp7 juta juga ada,” ujarnya.

Di tengah banyaknya masyarakat yang booking lapangan padel, ia merasa bahwa Surabaya masih kekurangan lapangan.

Oleh karena itu, ia menyambut baik jika ke depan tumbuh lapangan-lapangan padel baru. Bahkan saat ini, pihaknya juga membangun lapangan baru di samping lokasi padel yang sudah berdiri.

“Kami sangat yakin ini akan bertahan masih lama ya. Hanya tidak bisa dipungkiri, pasti suatu saat itu nanti supply akan menyusul demandnya. Saya rasa di semua jenis usaha, kalau supply itu lebih tinggi demandnya, ya pasti banyak orang yang akan memenuhi supply-nya. Jadi nanti ke depan itu kembali lagi sebenarnya ke masing-masing klubnya,” jabarnya.

Yang tidak kalah penting, lanjut dia, pemilik lapangan padel harus mempertahankan kualitas venue, lapangan hingga service, sehingga tetap memberikan pengalaman yang baik.

Sementara soal mencuatnya berita pemilik lapangan padel di Swedia tiba-tiba bangkrut, setelah masyarakat fomo dan berhenti memainkan olahraga tersebut, ia memandang bahwa hal tersebut bukan hanya karena faktor pemain, tetapi juga ke klub hingga pemilik lapangan.

Di Indonesia, khususnya Surabaya, ia optimistis padel akan tetap diganderungi oleh masyarakat. Terlebih, saat ini sudah berdiri asosiasi untuk padel, Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI).

“Sangat bagus, ya. Jadi asosiasi juga dibutuhkan untuk ke depan nanti mengatur standar pedal itu seperti apa, lapangan dan lain-lain. Dan juga untuk membina atlet-atlet muda, atlet-atlet yang Timnas, itu mulainya dari asosiasi,” ujarnya.

PBPI sendiri, sudah diakui secara sah oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebagai induk dari asosiasi cabang olahraga padel di Indonesia sejak 9 Agustus 2023 yang lalu.

Rudie Risdianto pemilik Uno Padel Surabaya, juga menyatakan bahwa saat ini terus bermunculan wajah-wajah baru yang bermain padel di lapangan miliknya. Venue padel miliknya ada dua, yakni di kawasan Royal Residence dengan total dua lapangan dan di Kedung Baruk tiga lapangan.

“Karena kondisi lapangan saat ini dibandingkan animo orang-orang untuk main padel ini masih kurang, jadi terjadi antrean, bisa sampai 1 sampai 2 bulan antre,” ujarnya.

Di lapangan miliknya, rata-rata yang bermain padle umur antara 25 sampai 50 tahun. Dalam satu jam bermain padel, dibanderol dengan harga Rp340 ribu sampai Rp400 ribu.

“Yang di Royal Residence lapangannya buat dari 0, waktu itu masih tanah. Yang di kawasan Samator itu kita memanfaatkan gedung yang sudah ada,” ucapnya.

Nathanael Hermawan Manager Graha Padel Club, Graha Famili Surabaya, menambahkan bahwa permainan padel juga diikuti oleh mereka yang hobi bermain tenis.

“Yang dulu basic-nya tenis, sekarang ingin mencoba juga di padel yang lagi tren,” ujarnya.

Di venue dengan total 4 lapangan itu, diburu oleh kalangan remaja hingga dewasa, kisaran usia 15 sampai 40 tahunan.

Setiap satu jam bermain padel di lokasi tersebut, dibanderol dari Rp250 ribu sampai Rp450 ribu.

“Untuk main harus antre dulu, kalau daftar sekarang, mainnya nunggu 2 minggu lagi. Biasanya orang nge-war juga untuk ambil jadwal,” ucapnya.

Pihaknya yakin, olahraga padel meskipun saat ini banyak yang fomo, akan tetap diganderungi oleh masyarakat. Apalagi, sudah mulai ada turnamen-turnamen padel yang dipertandingkan.(ris/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Jumat, 26 September 2025
29o
Kurs