Jejak Seabad Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, dan Tragedi Ambruknya Bangunan

Pondok Pesantren Al Khoziny di Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, tercatat sebagai salah satu pesantren tertua di Jawa Timur.

Berdiri sekitar tahun 1915-1920, pesantren ini telah melampaui usia satu abad dan meninggalkan jejak panjang dalam sejarah.

Pesantren Al Khoziny didirikan oleh KH Raden Khozin Khoiruddin atau Kiai Khozin sepuh, menantu KH Ya’qub pengasuh Pesantren Siwalanpanji.

Nama pesantren ini kemudian lebih akrab disebut masyarakat sebagai Pesantren Buduran.

Kepastian usia pesantren sempat diperdebatkan. Sebagian menyebut berdiri tahun 1926–1927, namun pengasuh generasi ketiga, KHR Abdus Salam Mujib, menegaskan pesantren sudah ada sebelum 1920.

Hal itu diperkuat kesaksian rombongan alumni sepuh asal Yogyakarta yang orang tuanya pernah mondok di Buduran sekitar lima tahun sejak 1920.

Dr Wasid Mansyur MFil Sejarawan pun mengonfirmasi keterangan tersebut. Ia menyebut pernah mendengar langsung kisah serupa dari Kiai Salam Mujib maupun para alumni sepuh. Dengan demikian, usia Pesantren Al Khoziny kini diyakini lebih dari satu abad.

Namun, di tengah usianya yang panjang, pesantren ini baru saja menghadapi ujian berat.

Senin (29/9/2025) sore, bangunan musala asrama putra 3 lantai di kompleks pesantren ambruk.

Hingga berita ini ditulis, sudah terdapat bantuan dari 3 alat berat dan 30 ambulans.

Nanang Sigit Kepala Kantor SAR Surabaya menyampaikan terdapat adanya tanda dua korban dalam keadaan selamat di bawah reruntuhan. (ata/ipg)