
Tim SAR gabungan sudah tidak lagi menemukan tanda-tanda kehidupan di antara para korban yang masih terjebak reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Kamis (2/10/2025) malam.
Berdasarkan assesmen tersebut dan identifikasi berulang untuk memastikan keselamatan korban, Tim SAR telah memulai evakuasi tahap lanjutan dengan mengangkat puing-puing bangunan menggunakan alat berat.
Hal itu disampaikan Pratikno Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat berada di Posko Gabungan Ponpes Al Khoziny.
“Tidak lagi ada tanda-tanda ditemukan kehidupan. Itu sudah dijelaskan kepada keluarga dan oleh karena itu keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat. Toh penggunaan alat berat pun akan digunakan dengan sangat-sangat hati-hati,” kata Pratikno.
Namun Pratikno berharap supaya proses evakuasi tahap pengangkatan ini bisa berjalan dengan lancar dan seluruh korban yang masih terjebak bisa segera dibawa oleh petugas SAR.
“Jadi mohon doanya, ya semoga para korban masih ditemukan selamat, kita terus berdoa untuk itu,” ucapnya.
“Semoga juga keluarga korban diberi ketabahan, kesabaran, keikhlasan menghadapi musibah yang sangat memprihatinkan ini,” sambungnya.
Sementara itu, Suharyanto Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menduga masih ada 59 korban yang terjebak di dalam reruntuhan atau tidak diketahui keberadaannya.
Jumlah korban tersebut diketahui setelah pihak Basarnas berkoordinasi dengan pondok pesantren berdasarkan nama-nama absensi santri.
“Nah, sekarang yang masih hilang, yang ada datanya, yang ada fotonya itu sementara terdata 59 orang. Di mana itu? Kita tidak tahu,” ujar Suharyanto.
Suharyanto menyampaikan kepada pihak keluarga korban mudah-mudahan 59 orang tersebut tidak berada di bawah reruntuhan.
“Nah, kita sampaikan mudah-mudahan saya pribadi berdoa mudah-mudahan itu tidak 59 itu hanya yang dinyatakan akan hitam oleh Basarnas. Kita mudah-mudahan berdoa,” tandasnya.(wld/faz)