Selasa, 18 November 2025

3 Hari Tertimbun Reruntuhan Musala Ponpes, Rosi Bertahan dengan Selawat dan Istigfar Sebelum Diamputasi

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Syaifur Rosi (14 tahun) korban tertimpa reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny ambruk yang baru dievakuasi dihari ketiga pencarian lalu telapak kaki kanan diamputasi, Kamis (2/10/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Syaifur Rosi (14 tahun) jadi korban selamat kedua yang harus diamputasi, setelah dievakuasi dari reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran Sidoarjo pada hari ketiga pencarian, Rabu (1/10/2025) kemarin.

Tindakan amputasi telapak kaki kanan itu harus ia terima, setelah tiga hari berjuang di bawah reruntuhan bangunan, menunggu bantuan.

“Satu badan enggak bisa gerak, (saya) digendong ke ambulans,” kata Rosi waktu menceritakan dirinya saat dievakuasi, Kamis (2/10/2025).

Ia masih mengingat betul, sesaat pascabangunan runtuh dan ia tertimpa bongkahan, sambil menahan sakit, Rosi sempat mencoba mendorong beton bersama teman-temannya.

“Enggak bisa beton ini beton, enggak kuat,” katanya menggambarkan usaha keras bersama teman-temannya, Senin (29/9/2025) lalu, yang tak membuahkan hasil.

Syaifur Rosi (14 tahun) korban tertimpa reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny ambruk yang baru dievakuasi dihari ketiga pencarian lalu telapak kaki kanan diamputasi, Kamis (2/10/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Tiga hari kemudian ia lewati tanpa tidur, sambil berupaya teriak minta tolong, berharap suaranya didengar warga maupun petugas penyelamat.

Ia bertahan hanya mengandalkan celah bongkahan bangunan untuk melihat cahaya matahari dan udara untuk napas. Tak bisa mengakses bantuan oksigen apalagi makanan. “Kayak angin gitu,” ungkapnya.

Setiap lelah, ia hanya bisa melantunkan selawat dan istighfar, sampai akhirnya pada, Rabu (1/10/2025) sore, ia mendengar petugas mendekat hingga akhirnya dia berhasil dievakuasi.

“Saya masih nunjukkan teman. ‘Pak, teman saya, Pak. Teman saya dulu, Pak’. Iya, baru saya langsung dilarikan ke sini,” ujarnya menggambarkan komunikasinya dengan petugas penyelamat agar menolong rekan santri yang lain.

Sekarang, santri asal Sidoarjo itu berharap, bisa punya kaki palsu untuk membantu kakinya menopang tubuh. (lta/bil/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 18 November 2025
24o
Kurs