
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PSEL) Benowo Surabaya akan memperbarui teknologi tahun 2032 ke atas.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, teknologi baru yang akan dipakai itu insinerasi, keunggulannya lebih rendah residu.
Ia berharap, ketika pembaruan teknologi, Kota Surabaya mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat melalui Danantara.
“Nah, nanti setelah berakhir 2032, ya kita berharap menjadi bagian dari Danantara untuk menggunakan insinerasi. Karena insinerasi ini adalah teknologi yang terbarukan, kan gasifikasi sudah agak lama (usang) ini,” ungkapnya lewat keterangan pers, Kamis (9/10/2025).
Sementara ini, Surabaya tidak termasuk daerah yang mendapatkan bantuan teknologi insinerasi dari Danantara.
“Untuk perpresnya (peraturan presiden) insinerasi ini ada di sepuluh kota selain Kota Surabaya ya, yang menghasilkan sampah 10 ton per hari,” katanya lagi.
Saat ini, teknologi yang dipakai Surabaya masih gasifikasi.
Namun, Pemkot Surabaya akan terus berinovasi untuk mengurangi residu yang dihasilkan dari pengolahan sampah di PSEL Benowo. Salah satunya, hasil residu akan diolah menjadi minyak, fleece, hingga pengurukan.
“Sedangkan (residu) pencemaran udara, itu dicek oleh Kementerian LH, sehingga ada standarnya. Karena itu lah Menteri LH tidak mensyaratkan dan tidak memperbolehkan insinerator, karena hasil asapnya tadi pembuangannya itu melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kalau yang seperti insinerasi dan gasifikasi, itu di bawah (ambang batas) yang ditetapkan oleh Menteri LH, jadi aman,” tandasnya.
Diketahui, Surabaya dijadikan kota percontohan nasional pengolahan sampah menjadi energi listrik terbaik di Indonesia.(lta/kir/faz)