Festival Musik Indonesia Jadi Pendorong Ekonomi dan Pariwisata

Ni Luh Puspa Wakil Menteri Pariwisata RI menegaskan pentingnya strategi kolaboratif dalam mengembangkan wisata musik sebagai salah satu daya tarik utama pariwisata Indonesia.

Tren baru di dunia pariwisata, yakni gig tripping atau perjalanan wisata khusus untuk menghadiri konser dan festival musik, menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisi sebagai destinasi wisata kreatif kelas dunia.

Menurut Ni Luh Puspa, festival musik seperti Java Jazz, Prambanan Jazz, Synchronize Festival, hingga Hammersonic telah membuktikan kemampuan Indonesia menyelenggarakan acara berkelas dunia.

“Dari dua event besar seperti Hammersonic dan Java Jazz saja, dampak ekonominya berkontribusi nyata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan kesejahteraan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja. Ini bukti bahwa musik bukan sekadar hiburan, tapi motor penggerak ekonomi dan pariwisata,” ujarnya dalam keterangan resminya, Sabtu (11/10/2025).

Sedangkan Reza Pahlevi Asisten Deputi Event Daerah Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyatakan, strategi melalui event musik menjadi salah satu cara yang sangat efektif untuk menarik minat wisatawan, terutama ke daerah-daerah.

Menurutnya, pemerintah pusat berperan untuk memfasilitasi dan memperkuat kolaborasi, mendukung promosi, serta menjaga keaslian dan keberlanjutan kegiatan budaya tersebut.

Sementara itu, Silmy Karim Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI menyatakan, pihaknya mendukung penerbitan Visa Art and Perfomance pada tahun 2023. Kebijakan ini menjadi langkah awal bagi Kementeriannya dalam memberikan kemudahan para musisi asing untuk dapat tampil di Indonesia, yang sampai saat ini telah diterbitkan sebanyak 5.596 visa.

“Kehadiran kebijakan ini diharapkan dapat menumbuhkan peluang ekonomi, memperkaya wawasan musik masyarakat, dan menggairahkan industri musik nasional,” terangnya. (saf/faz)