
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur (Jatim) menyampaikan, ekonomi Jatim pada triwulan II Tahun 2025 tumbuh sebesar 5,23 persen secara year on year (yoy).
Hal itu disampaikan Khofifah pada sidang Paripurna Istimewa dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-80 Provinsi Jatim, di Gedung DPRD Jatim, Minggu (12/10/2025).
Gubernur Jatim mengatakan, capaian itu lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,12 persen. Sedangkan secara (quarter-to-quarter) tumbuh impresif sebesar 3,09 persen yang merupakan yang tertinggi se-Pulau Jawa.
“Pertumbuhan ekonomi ini ditopang berbagai sektor strategis, termasuk yang paling krusial ialah realisasi investasi. Pada Tahun 2024, realisasi investasi di Jawa Timur mencatatkan capaian tertinggi dalam 10 tahun terakhir yakni sebesar Rp147,3 triliun,” ujarnya di ruang paripurna.
Berbagi capaian itu, lanjut Khofifah, menjadikan Jatim sebagai lokomotif penting pembangunan nasional. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan meningkat dalam beberapa tahun juga berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan
Khofifah menyebut, per Maret 2025 angka kemiskinan di Jatim berhasil ditekan hingga 9,5 persen menurun dari Maret 2024. Kemudian, kemiskinan ekstrem juga menurun dari 4,40 persen di tahun 2020 menjadi 0,66 persen per Maret 2024.
“Kita patut bersyukur bahwa ketimpangan pengeluaran masyarakat Jawa Timur terus menurun,” imbuhnya.
Dalam upaya pemerataan ekonomi, Khofifah menegaskan prioritasnya tidak hanya di kawasan perkotaan namun juga di wilayah desa.
Menurut Gubernur Jatim, desa merupakan akar kekuatan ekonomi kerakyatan. Untuk itu, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah provinsi terus mendorong lahirnya Desa Mandiri sebagai wujud kemandirian dan kedaulatan ekonomi dari bawah.
Pada 2025, jumlah Desa Mandiri di Jawa Timur mencapai 4.716 desa dan menjadi yang terbanyak di Indonesia. Selain itu, kemandirian desa juga diperkuat dengan program Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDKMP), yang merupakan amanat dari Prabowo Subianto Presiden RI.
Khofifah menyebut, sebanyak 8.494 Koperasi Merah Putih telah terbentuk dan merupakan yang terbanyak di Indonesia.
“Pada desa-desa yang terus bertumbuh itu sesungguhnya Jawa Timur bersandar. Saat dunia tengah menghadapi krisis pangan, desa-desa itu mampu menawarkan kemandirian,” tuturnya.
Pada HUT Jatim ke-80 tahun, Pemprov mengusung teman “Jawa Timur Tangguh dan Terus Bertumbuh”. Filosofi itu, kata Khofifah menggambarkan kemampuan masyarakat Jatim yang terus beradaptasi dengan perubahan zaman.
“Tangguh itu berarti sudah terbukti, sudah teruji. Tapi kalau tumbuh berarti enggak berhenti. Kita harus terus adaptasi terhadap dinamika zaman, termasuk perkembangan artificial intelligence dan pembangunan Ibu Kota Nusantara,” paparnya.
Khofifah melanjutkan, filosofi “Jatim Bisa” yang merupakan akronim dari Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif.
Provinsi Jatim, sambung Khofifah, merupakan penghubung strategis antara wilayah barat dan timur Indonesia dalam sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
“Insyaallah, Jawa Timur akan terus menjadi lokomotif bagi ekonomi nasional,” tandasnya.(wld/saf/rid)