
Nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan Selasa (14/10/2025) sore, melemah sebesar 30 poin atau 0,18 persen menjadi Rp16.603 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.573 per dolar AS.
Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru menguat ke level Rp16.577 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.580 per dolar AS.
Pelemahan kurs rupiah disebut sebagai imbas kondisi pasar keuangan global masih dibayangi ketidakpastian terkait arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).
“Meski sebagian pelaku pasar mulai memperkirakan kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga pada awal tahun depan, data ekonomi AS yang relatif kuat serta penguatan indeks dolar membuat permintaan terhadap aset dolar kembali meningkat,” ucap Taufan Dimas Hareva analis mata uang dilansir dari Antara.
Sentimen lainnya berasal dari kekhawatiran atas potensi perang tarif baru antara AS dengan China, serta kebuntuan anggaran di Washington yang masih berlanjut dan berujung pada ancaman government shutdown, turut mendorong investor beralih ke aset aman (safe haven) seperti dolar AS maupun emas.
“Pelemahan rupiah terjadi di tengah kombinasi sentimen global yang cenderung menahan minat risiko investor,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, lanjut Taufan, pelemahan rupiah hari ini lebih dipengaruhi sentimen global yang masih risk-off, sementara sentimen positif seperti ekspektasi penurunan suku bunga The Fed belum cukup kuat untuk mengimbangi tekanan eksternal.
“Ke depan, arah pergerakan rupiah diperkirakan masih akan ditentukan oleh dinamika data ekonomi AS, perkembangan geopolitik global, serta ekspektasi terhadap langkah The Fed dalam beberapa bulan mendatang,” ujarnya. (ant/saf/ipg)