Senin, 20 Oktober 2025

Pecco Bagnaia Sulit Jelaskan Penurunan Performanya setelah Kemenangan di Jepang

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Pecco Bagnaia pembalap Ducati Lenovo menjadi pemenang Sprint race MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi pada Sabtu (27/9/2025). Foto: Crash

Pecco Bagnaia (Ducati) mengungkapkan bahwa penurunan performanya sejak meraih kemenangan ganda di Jepang sangat sulit untuk dijelaskan. Hal ini semakin diperburuk setelah ia mengalami kecelakaan pada posisi ke-12 dalam MotoGP Grand Prix Australia, Minggu (19/10/2025).

Sebagai juara dunia MotoGP dua kali, Bagnaia menjalani musim 2025 yang cukup berat, namun situasinya semakin buruk setelah jeda musim panas. Dalam empat balapan terakhir, ia gagal meraih poin di tiga di antaranya.

Setelah menunjukkan peningkatan signifikan pada tes Misano yang berujung pada kemenangan di Grand Prix Jepang, pebalap asal Italia ini mengalami serangkaian masalah di Grand Prix Indonesia dan Australia.

Pada Sabtu (18/10/2025) di Phillip Island, Bagnaia tertinggal lebih dari 30 detik dari pemimpin balapan dan berada di posisi kedua dari belakang. Perubahan set-up yang drastis pada hari Minggu juga tidak memberinya hasil yang diinginkan.

Dalam persiapan untuk balapan, Bagnaia mengubah arah pengaturan motornya, berharap dapat meningkatkan kecepatannya. Namun, ia justru jatuh pada lap ke-24 dari total 27 lap.

“Untuk pemanasan, kami mencoba sesuatu yang ternyata malah menjadi bencana: motor ini sangat sulit dikendalikan,” ujarnya dilansir dari Crash.

Namun, ia merasa ada sedikit perbaikan di balapan. “Setidaknya saya bisa sedikit lebih cepat, meskipun sudah berada di batas kemampuan saya. Saya sempat menyalip beberapa pembalap di depan, dan itu memberikan sedikit harapan dibandingkan dengan hasil di Indonesia dan Australia,” ujarnya.

Bagnaia juga berharap perubahan set-up yang coba diterapkan dapat membantu di balapan berikutnya di Sepang, meskipun ia mengakui bahwa trek tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.

“Kami mencoba membuat motor lebih stabil dengan mengorbankan bobot dan kelincahannya. Ini sulit untuk dikendarai, tapi setidaknya saya bisa masuk tikungan tanpa masalah seperti di pemanasan,” jelasnya.

Meskipun mengalami penurunan performa, Bagnaia dan Ducati tetap menegaskan bahwa motor yang ia kendarai saat ini adalah sama dengan yang membawanya meraih kemenangan di Grand Prix Jepang. “Motegi, setelah tes Misano, menunjukkan bahwa saya bisa tampil baik jika motor berada dalam kondisi yang tepat,” tuturnya.

Namun, ia merasa apa yang terjadi setelah kemenangan tersebut sangat sulit dipahami. “Kami memulai dengan motor yang teorinya bisa menang, tapi kenyataannya saya justru berjuang keras dan selalu berada di batas kemampuan. Begitu juga dengan akhir pekan ini.”

Bagnaia menambahkan bahwa meskipun ia memberikan “100 persen” di Jepang dan berhasil menang, performa yang sama hanya cukup membawanya finis di posisi 10 besar di Phillip Island.

“Apa yang terjadi setelah Austria, saya tidak tahu harus menjawab apa. Saya lebih suka melupakan semuanya,” katanya.

Menurutnya, musim ini memang sangat penuh tantangan. “Kami tahu ini adalah tahun yang sulit, dan ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai harapan. Yang bisa saya lakukan adalah terus memberikan 100 persen. Di Jepang, itu cukup untuk menang, tapi di sini, itu hanya cukup untuk finis di 10 besar.”

Keadaan semakin terasa berat bagi Bagnaia setelah rekan senegaranya, Fabio Di Giannantonio, yang juga mengendarai Ducati GP25, berhasil meraih posisi kedua di Grand Prix Australia. Akibat hasil ini, Bagnaia kini tertinggal di peringkat ketiga klasemen sementara, kalah dari Marco Bezzecchi yang membalap untuk Aprilia. (saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Senin, 20 Oktober 2025
27o
Kurs