
Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur (Jatim) menjadi momentum refleksi sekaligus penegasan arah pembangunan di wilayah ini. Fokus utamanya adalah menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.
Dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045, dibutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dalam karakter, mandiri, kreatif, serta mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan arus globalisasi.
Pemprov Jatim telah menunjukkan komitmennya dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas melalui berbagai program pendidikan, kepemudaan, dan olahraga yang terintegrasi.
Aries Agung Paewai Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur menegaskan bahwa pendidikan di Jatim diarahkan untuk membentuk SDM unggul yang berkarakter, sejalan dengan visi Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menjadikan Jatim sebagai “Gerbang Baru Nusantara”.
“Ada tiga fokus utama yang kami jalankan. Pertama, peningkatan kualitas pembelajaran berbasis literasi, numerasi, dan penguatan karakter. Kedua, penguatan link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Ketiga, pemerataan akses pendidikan yang inklusif, agar tidak ada anak di Jatim yang tertinggal,” jelas Aries dalam talk show “Merawat Bumi Majapahit” di Radio Suara Surabaya, Rabu (22/10/2025).
Menurutnya, pendidikan tidak boleh berhenti pada angka dan laporan semata, melainkan menjadi jalan untuk membentuk akhlak, semangat kebangsaan, serta prestasi generasi muda.
Namun, di tengah upaya tersebut, tantangan besar tetap menghadang. Perubahan teknologi dan kebutuhan global yang cepat membuat sistem pendidikan harus terus beradaptasi. Belum lagi persoalan akses di wilayah terpencil dan angka anak tidak sekolah (ATS) yang masih cukup tinggi.
Aries menilai bahwa faktor ekonomi sebenarnya bukan alasan utama. Pemerintah sudah memberikan perhatian. Tapi banyak kasus ATS justru berasal dari faktor keluarga. Misalnya, anak berhenti sekolah untuk bekerja membantu ekonomi rumah.
Pemprov Jatim, menurut Aries, membuka berbagai alternatif agar anak-anak tetap bisa mengakses pendidikan, termasuk lewat jalur pendidikan nonformal seperti paket A, B, dan C.
“Kami butuh peran aktif dari pemerintah kabupaten/kota dan desa. Jika ada anak yang putus sekolah, segera laporkan. Kami siap bantu mencarikan solusi,” tegasnya.
Upaya membentuk generasi tangguh tidak hanya dilakukan lewat jalur pendidikan formal. Pemprov Jatim juga memaksimalkan peran olahraga dan kepemudaan sebagai sarana pembentukan karakter.
“Olahraga bukan hanya soal prestasi, tapi juga proses pembentukan karakter. Dari lapangan olahraga inilah tumbuh pemuda yang disiplin, tangguh, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” kata Vitri Rahmawati Sekretaris Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jatim.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dan UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, Dispora Jatim menjalankan berbagai program pelatihan, pusat pengembangan kepemudaan, coaching clinic, hingga pembinaan mental dan kerja sama tim.
“Kami percaya, dari forum-forum kepemudaan dan lapangan olahraga inilah lahir karakter generasi emas. Ini adalah sekolah kehidupan yang sebenarnya,” tegas Vitri.
Khofifah Gubernur Jatim, sebagaimana disampaikan para pejabat teknis, selalu menekankan pentingnya membangun SDM sebagai investasi masa depan.
Visi besar Indonesia Emas 2045 hanya bisa dicapai bila fondasi dibangun sejak sekarang — dari pendidikan yang merata, karakter yang kuat, hingga semangat kolaborasi yang menyala di kalangan pemuda.
“Mutu, kualitas, dan prestasi harus linier. Ini yang sedang kami bangun dari Jawa Timur,” kata Aries. (ant/fan/saf/ipg)