Jumat, 24 Oktober 2025

Hamas Siap Dialog Nasional Terbuka dengan Seluruh Faksi Palestina

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Dialog nasional antar faksi Palestina. Foto: Anadolu

Kelompok Hamas mengumumkan bahwa mereka bersiap memulai dialog nasional dengan seluruh faksi Palestina, bertepatan dengan pertemuan antara delegasi Hamas dan Fatah di Kairo, Mesir, Kamis (24/10/2025) waktu setempat.

Pertemuan yang dimediasi Mesir itu membahas tahap kedua perjanjian gencatan senjata Gaza, serta masa depan wilayah kantong yang sejak oktober 2023 lalu diserang secara membabi buta oleh Israel tersebut.

Hazem Qassem Juru bicara Hamas dalam wawancara dengan kantor berita Anadolu menyatakan bahwa pihaknya “melangkah menuju dialog nasional dengan hati terbuka dan tangan terulur kepada Otoritas Palestina serta kekuatan nasional lainnya.”

Ia menegaskan, “Otoritas Palestina adalah salah satu institusi penting yang tidak dapat diabaikan.”

Qassem juga mengimbau agar otoritas bisa “selaras dengan konsensus nasional yang berlaku di Gaza dan datang ke meja dialog dengan pikiran terbuka.” Karena menurutnya, “saat ini adalah waktu untuk persatuan nasional dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok.”

Qasem mengatakan, situasi saat ini berbahaya tidak hanya bagi Hamas, tetapi juga bagi seluruh rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

Ia menegaskan komitmen penuh Hamas untuk melaksanakan perjanjian gencatan senjata Gaza “secara menyeluruh dan detail,” sambil mendesak para mediator untuk menekan Israel agar mematuhi kesepakatan tersebut.

“Hamas terus melakukan pembahasan intensif sepanjang waktu untuk menuntaskan perjanjian dan telah mengambil langkah-langkah lapangan besar guna melaksanakan poin-poin yang telah disepakati,” ujar Qassem.

Ia juga mengungkapkan bahwa Hamas telah menerima jaminan jelas dari Türkiye, Mesir, dan Qatar, serta asuransi langsung dari Amerika Serikat, bahwa “perang telah berakhir secara efektif” dan pelaksanaan perjanjian ini “menandai penyelesaiannya secara penuh.”

Qassem menjelaskan bahwa Hamas telah menyelesaikan tahap pertama perjanjian dengan menyerahkan sandera yang masih hidup dan beberapa jenazah, dan kini tengah bekerja menyelesaikan tahap berikutnya.

“Tahap kedua memerlukan pembahasan lebih lanjut dan klarifikasi bersama mediator. Tahap ini mencakup isu-isu yang lebih luas dan kompleks yang butuh pendekatan mendalam,” katanya.

Hamas, lanjut Qassem, bertekad untuk mencapai akhir perang yang total dan permanen terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Ia juga menyoroti pelanggaran Israel terhadap perjanjian, termasuk pembunuhan 90 warga Palestina sejak gencatan senjata diberlakukan, serta penutupan Perlintasan Rafah yang menghambat masuknya bantuan kemanusiaan.

“Israel menggunakan kondisi kemanusiaan sebagai alat tawar-menawar politik, seperti yang telah mereka lakukan selama bertahun-tahun di bawah blokade Gaza,” tegasnya, sambil menyerukan tindakan cepat untuk membuka akses bantuan dan mencegah krisis kelaparan kembali terjadi.

Tahap pertama dari rencana gencatan senjata 20 poin yang difasilitasi AS tercapai pada 10 Oktober 2025, mencakup pertukaran tawanan antara Israel dan Palestina, serta rencana rekonstruksi Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.

Sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, serangan Israel yang dikategorikan sebagai genosida telah menewaskan lebih dari 68.200 warga Palestina dan melukai lebih dari 170.300 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.(bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Surabaya
Jumat, 24 Oktober 2025
28o
Kurs